Bolehkah menolak perintah orang tua untuk tinggal di lingkungan yang kurang baik demi aqidah
Tanya:
Ketika kita hidup di lingkungan atau masyarakat yang mungkin bisa mengganggu aqidah kita, kemudian orang tua kita menyuruh untuk tinggal sekaligus diam dalam lingkungan masyarakat tersebut. Apakah diperbolehkan untuk tidak mentaatinya? Jazakallahu khoiron.
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Kalau memang anda betul-betul yakin tidak bisa mempertahankan secara baik aqidah anda, memang yang terbaik adalah menjaga aqidah. Untuk boleh atau tidak, menolak keinginan orang tua, saya yakin orang tua manapun, asalkan mendapatkan penjelasan yang logis, dengan cara yang baik, penuh kesopanan, dan kesantunan, saya yakin orang tua manapun pasti bisa menerima alasan kita. Karena pada prinsipnya orang tua ingin menyenangkan dan membahagiakan anaknya. Selama kita bisa memberikan dan menyampaikan pesan kepada orang tua bahwa saya akan lebih bahagia ketika tidak tinggal di tempat ini, saya yakin orang tua akan merestui. Asalkan dengan cara yang baik, dengan bahasa yang baik, Insya Allah.
"Saya kalau disini, tidak tenang pak, tidak tenang bu, betul. Saya bisa sedih, saya akan kehilangan semangat hidup kalau saya tinggal disini. Saestu (jawa: sungguh, -red) bu, betul."
Atau bagaimana kalau misalkan:
"Dicoba dulu bu ya. Saya tinggal disini seminggu."
Kan begitu? Ya sedikit akting seminggu, kelihatan tidak semangat hidup. Dan memang tidak punya semangat hidup, karena ada kekhawatiran aqidah kita akan terganggu.
"Sudah bu, saya sudah coba seminggu disini"
"Coba lagi sebulan"
"Oh iya"
Sebulan seperti itu nanti
"Betul bu, saya tidak tenang hidup disini. Anak saya juga tidak tenang, obat tidur tidak nyenyak segala macam, jadi tolong lah direstui, saya tidak tinggal disini, tinggal di tempat yang lain"
Insya Allah orang tua akan merestui, asalkan caranya yang baik.
Download Audio disini
Ketika kita hidup di lingkungan atau masyarakat yang mungkin bisa mengganggu aqidah kita, kemudian orang tua kita menyuruh untuk tinggal sekaligus diam dalam lingkungan masyarakat tersebut. Apakah diperbolehkan untuk tidak mentaatinya? Jazakallahu khoiron.
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Kalau memang anda betul-betul yakin tidak bisa mempertahankan secara baik aqidah anda, memang yang terbaik adalah menjaga aqidah. Untuk boleh atau tidak, menolak keinginan orang tua, saya yakin orang tua manapun, asalkan mendapatkan penjelasan yang logis, dengan cara yang baik, penuh kesopanan, dan kesantunan, saya yakin orang tua manapun pasti bisa menerima alasan kita. Karena pada prinsipnya orang tua ingin menyenangkan dan membahagiakan anaknya. Selama kita bisa memberikan dan menyampaikan pesan kepada orang tua bahwa saya akan lebih bahagia ketika tidak tinggal di tempat ini, saya yakin orang tua akan merestui. Asalkan dengan cara yang baik, dengan bahasa yang baik, Insya Allah.
"Saya kalau disini, tidak tenang pak, tidak tenang bu, betul. Saya bisa sedih, saya akan kehilangan semangat hidup kalau saya tinggal disini. Saestu (jawa: sungguh, -red) bu, betul."
Atau bagaimana kalau misalkan:
"Dicoba dulu bu ya. Saya tinggal disini seminggu."
Kan begitu? Ya sedikit akting seminggu, kelihatan tidak semangat hidup. Dan memang tidak punya semangat hidup, karena ada kekhawatiran aqidah kita akan terganggu.
"Sudah bu, saya sudah coba seminggu disini"
"Coba lagi sebulan"
"Oh iya"
Sebulan seperti itu nanti
"Betul bu, saya tidak tenang hidup disini. Anak saya juga tidak tenang, obat tidur tidak nyenyak segala macam, jadi tolong lah direstui, saya tidak tinggal disini, tinggal di tempat yang lain"
Insya Allah orang tua akan merestui, asalkan caranya yang baik.
Download Audio disini