Header Ads

Cara meraih pahala kepada orang tua yang awam

Tanya:
Bagaimana cara meraih pahala sebanyak-banyaknya kepada orang tua kita yang awam? Yang kadang kita dengan orang tua sering berselisih paham dan berpendapat masing-masing.

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah

Pilih! Pilihlah bentuk-bentuk bakti yang dibenarkan oleh syariat, tetapi menurut pandangan keumuman orang itu sudah baik dan berbentuk bakti juga, barakallahufiikum. Sekarang terus terang saja, keumuman orang termasuk orang tua kita itu memandang baik dan buruknya kita itu dilihat dari materi, terus terang saja. Orang sejahat-jahatnya tapi kalau memberikan materi, akan dibela, akan ditolong, dikatakan

"Orang itu baik koq, sering membantu"

Begitu ya? Tapi kalau anda aqidahnya shahih, manhajnya lurus, dan seterusnya. Tapi ternyata (mohon maaf misalkan) kurang berkomunikasi, kurang menegur, kurang bergaul, dan seterusnya, anda akan dicap jelek. Tidak membantu, tidak menolong, tidak sensitif, dan tidak peka pada sosial. Pada orang tua dalam contoh (barakallahufiikum) yang seperti ini, anda akan dicap jelek. Anda seorang salafy, tapi jarang berkunjung kepada orang tua, jarang membuat orang tua tertawa, jarang memberikan hadiah dalam bentuk materi. Sementara anda punya saudara, katakan kerjanya di bank (jelas-jelas riba kan ya?) tapi dia kalau datang membawa hadiah, begini. Pasti orang tua yang umum, sifatnya keumuman orang tua, itu lebih senang dan lebih cenderung pada anaknya yang kerja di bank itu. Padahal jelas uangnya uang riba, gajinya gaji riba, dan seterusnya.

Maka coba manfaatkan (barakallahufiik), manfaatkan cara pandang orang tua yang keumumannya melihat dari materi. Memberikan materi kepada orang tua kan berbakti juga kepada orang tua, bawakan beras. Nanti kalau bawakan uang, nanti untuk beli ini, beli itu. Bawakan dalam bentuk barang jadi, beras, minyak, gula, teh, sarung, baju koko, kopiah haji, misalkan. Kalau kepada ibu seperti itu, daster, batik, jarik (selendang, -red), coba lihat! Belikan cincin, belikan gelang, jam tangan. Ya memang harus berkorban, namanya berbati. Bakti itu memang harus berkorban. Wallahu a'lam.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.