Header Ads

Nasehat terkait perkara taqdir

Tanya:
Tentang pemahaman taqdir, contoh:
Jikalau Zaid tidak membunuh 'Amr, pasti 'Amr tidak mati.
Walaupun Zaid tidak membunuh 'Amr, tapi jika Allah mentaqdirkan 'Amr mati hari itu, maka 'Amr pasti akan mati.
Pertanyaan, apa benar nomor dua ada diatas aqidah asy'ariyah?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah

Kalimat pertama, jika Zaid tidak membunuh 'Amr, pasti 'Amr tidak mati, ini kalimat yang pertama jelas salah. Kalau tidak dibunuh, 'Amr tidak akan mati, belum tentu, wallahu ta'ala a'lam.

Tapi kalimat kedua, kalaupun Zaid tidak membuhuh 'Amr, kalau Allah taqdirkan 'Amr mati, maka pasti akan mati. Itu perkara yang benar. Perkara yang memang demikian.

Tetapi sebaiknya, hendaklah kita mengajarkan kepada kaum muslimin kalimat-kalimat yang sangat jelas, kalimat yang gamblang, dan mudah dipahami.

Khotibunnasi 'ala qodri 'uqulihim, katakan saja seperti yang diucapkan oleh para ulama sejak dulu. Bahwa masalah taqdir adalah masya aka wa malam yasya' lam yakun, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi. Apa yang Allah tidak kehendaki, tidak akan terjadi. Berarti semua yang terjadi, itu dengan kehendak Allah, selesai.

Masya aka wa malam yasya' lam yakun, jangan diputar balik, jangan dijadikan sebagai tebak-tebakan, jangan dijadikan sebagai (perkara yang tidak seharusnya, -red), jangan! Jangan dijadikan sebagai perdebatan, khawatir akan terjerumus dalam berbagai macam penyimpangan-penyimpangan.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.