Nasehat untuk orang tua yang jahil dalam masalah dien
Tanya:
Bismillahirrahmanirrahim
Meminta nasehat ustadz:
Bagaimana cara menyikapi orang tua kita yang sama sekali tidak bisa baca Al Qur'an, yang melakukan shalat hanya mengikuti gerakan-gerakan dalam shalat tanpa membaca dzikir-dzikirnya, dan seringnya mengikuti maunya para dukun, untuk membuat ranjang ukuran kecil yang disimpan di kamar si anak wanitanya yang sering kerasukan jin, dengan maksud agar jin tersebut tidak mengganggu, dan sering dibuat sesajen di ranjang tersebut. Mohon nasehatnya ustadz.
Jazakallahu khair
Nasehat:
Oleh Ustadz Askari hafizhahulloh
Wa anta jazakallahu khoiron
Apabila kondisi orang tua demikian, sebagaimana yang disebutkan, maka hendaknya seorang menasehati orang tuanya dengan cara yang baik, dengan cara yang hikmah. Mungkin dia melakukan hal tersebut disebabkan karena kejahilannya. Maka hendaknya seorang apabila hendak menyampaikan, sampaikan dengan cara yang baik. Bahwa yang demikian merupakan perbuatan yang dikhawatirkan menjerumuskan seorang ke dalam perbuatan syirik, menyekutukan Allah subhanahu wata'ala. Dengan bahasa yang santun, dengan bahasa yang baik.
Sebagaimana nabiyullah Ibrahim khalilullah 'alaihi salam, beliau menasehati orang tuanya yang musyrik, bahkan menjadi pembuat patung yang disembah dari selain Allah subhanahu wata'ala. Namun pada saat beliau menyampaikan nasehat, beliau menyampaikan dengan kalimat-kalimat yang lembut, yang santun.
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (QS Maryam 42-44)
Terus nabiyullah Ibrahim 'alaihi salam menyampaikan kalimat-kalimatnya kepada ayahnya yang musyrik dengan bahasa yang lembut. يَا أَبَتِ wahai ayahandaku, wahai ayahandaku mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan seterusnya yang disebutkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Maka hendaknya menyampaikan dengan cara yang baik. Dan berdo'a kepada Allah subhanahu wata'ala semoga Allah Azza wa Jala memberi hidayah kepadanya. Kalaulah dia tidak menerima nasehat pada hari ini, maka hendaknya seorang bersabar. Mungkin besok, mungkin lusa. Yang memberi hidayah adalah Allah subhanahu wata'ala.
Download Audio disini
Bismillahirrahmanirrahim
Meminta nasehat ustadz:
Bagaimana cara menyikapi orang tua kita yang sama sekali tidak bisa baca Al Qur'an, yang melakukan shalat hanya mengikuti gerakan-gerakan dalam shalat tanpa membaca dzikir-dzikirnya, dan seringnya mengikuti maunya para dukun, untuk membuat ranjang ukuran kecil yang disimpan di kamar si anak wanitanya yang sering kerasukan jin, dengan maksud agar jin tersebut tidak mengganggu, dan sering dibuat sesajen di ranjang tersebut. Mohon nasehatnya ustadz.
Jazakallahu khair
Nasehat:
Oleh Ustadz Askari hafizhahulloh
Wa anta jazakallahu khoiron
Apabila kondisi orang tua demikian, sebagaimana yang disebutkan, maka hendaknya seorang menasehati orang tuanya dengan cara yang baik, dengan cara yang hikmah. Mungkin dia melakukan hal tersebut disebabkan karena kejahilannya. Maka hendaknya seorang apabila hendak menyampaikan, sampaikan dengan cara yang baik. Bahwa yang demikian merupakan perbuatan yang dikhawatirkan menjerumuskan seorang ke dalam perbuatan syirik, menyekutukan Allah subhanahu wata'ala. Dengan bahasa yang santun, dengan bahasa yang baik.
Sebagaimana nabiyullah Ibrahim khalilullah 'alaihi salam, beliau menasehati orang tuanya yang musyrik, bahkan menjadi pembuat patung yang disembah dari selain Allah subhanahu wata'ala. Namun pada saat beliau menyampaikan nasehat, beliau menyampaikan dengan kalimat-kalimat yang lembut, yang santun.
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ عَصِيًّا
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (QS Maryam 42-44)
Terus nabiyullah Ibrahim 'alaihi salam menyampaikan kalimat-kalimatnya kepada ayahnya yang musyrik dengan bahasa yang lembut. يَا أَبَتِ wahai ayahandaku, wahai ayahandaku mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan seterusnya yang disebutkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Maka hendaknya menyampaikan dengan cara yang baik. Dan berdo'a kepada Allah subhanahu wata'ala semoga Allah Azza wa Jala memberi hidayah kepadanya. Kalaulah dia tidak menerima nasehat pada hari ini, maka hendaknya seorang bersabar. Mungkin besok, mungkin lusa. Yang memberi hidayah adalah Allah subhanahu wata'ala.
Download Audio disini