Mengapa di dalam Al Qur'an, Allah disebut kami
Tanya:
Mengapa di tafsiran Al Qur'an, Allah disebut kami.
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Muawiyah Askary hafizhahullah
Apa makna kami dalam bahasa Indonesia? Kalau dalam bahasa Arab, nahnu (نَحْنُ). Nahnu di dalam bahasa Arab, ada dua makna. Makna yang pertama, menunjukkan orang pertama, yaitu yang berbicara bersama dengan yang lain, lebih dari satu, kami, nahnu.
Makna yang kedua, yang dimaksud nahnu, yang berbicara satu. Jadi tidak lebih dari satu, tapi tujuannya adalah ta'dzimu nafsihi, mengagungkan dirinya, memuliakan dirinya. Dan inilah yang dimaksud oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam banyak firmannya:
Nahnu, nahnu, nahnu, banyak disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sebutan nahnu, yang dimaksud adalah Aku, tapi tujuannya adalah memuliakan diri.
Nah, kalau didalam bahasa Indonesia, sebutan kami itu tidak semakna dengan makna yang kedua dari nahnu, berarti diterjemahan kami nya itu tidak benar. Makanya coba ditanyakan ahli bahasa Indonesia, ada guru bahasa Indonesia? Kalau memang seringkali disalah pahami, kami. Sampai orang-orang nashara, saya pernah melihat selebaran mereka mengatakan: "tuh di dalam Al Qur'an pun ada aqidah trinitas, kan Allah sendiri sebutkan dirinya kami, berarti kan Allah tidak sendirian, ada yang lain"
Kaum muslimin diboh-bodohi, na'am. Sekarang dalam bahasa Indonesia, kami itu boleh tidak, untuk satu tapi tujuannya adalah untuk mengagungkan dirinya. Kalau seandainya diantara makna kami demikian, nah (maka, red-) tidak mengapa diterjemahkan nahnu itu kami. Tapi kalau ternyata dalam bahasa Indonesia kami itu tidak ada makna yang lain kecuali lebih dari satu, maka berarti tidak diperbolehkan menerjemahkan nahnu dengan sebutan kami. Terjemahkan Aku, atau terjemahkan Saya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak memaksudkan dirinya lebih dari satu. Wallahu ta'ala a'lam.
Download Audio disini
Mengapa di tafsiran Al Qur'an, Allah disebut kami.
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Muawiyah Askary hafizhahullah
Apa makna kami dalam bahasa Indonesia? Kalau dalam bahasa Arab, nahnu (نَحْنُ). Nahnu di dalam bahasa Arab, ada dua makna. Makna yang pertama, menunjukkan orang pertama, yaitu yang berbicara bersama dengan yang lain, lebih dari satu, kami, nahnu.
Makna yang kedua, yang dimaksud nahnu, yang berbicara satu. Jadi tidak lebih dari satu, tapi tujuannya adalah ta'dzimu nafsihi, mengagungkan dirinya, memuliakan dirinya. Dan inilah yang dimaksud oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam banyak firmannya:
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ تَنزِيل
Nahnu, nahnu, nahnu, banyak disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sebutan nahnu, yang dimaksud adalah Aku, tapi tujuannya adalah memuliakan diri.
Nah, kalau didalam bahasa Indonesia, sebutan kami itu tidak semakna dengan makna yang kedua dari nahnu, berarti diterjemahan kami nya itu tidak benar. Makanya coba ditanyakan ahli bahasa Indonesia, ada guru bahasa Indonesia? Kalau memang seringkali disalah pahami, kami. Sampai orang-orang nashara, saya pernah melihat selebaran mereka mengatakan: "tuh di dalam Al Qur'an pun ada aqidah trinitas, kan Allah sendiri sebutkan dirinya kami, berarti kan Allah tidak sendirian, ada yang lain"
Kaum muslimin diboh-bodohi, na'am. Sekarang dalam bahasa Indonesia, kami itu boleh tidak, untuk satu tapi tujuannya adalah untuk mengagungkan dirinya. Kalau seandainya diantara makna kami demikian, nah (maka, red-) tidak mengapa diterjemahkan nahnu itu kami. Tapi kalau ternyata dalam bahasa Indonesia kami itu tidak ada makna yang lain kecuali lebih dari satu, maka berarti tidak diperbolehkan menerjemahkan nahnu dengan sebutan kami. Terjemahkan Aku, atau terjemahkan Saya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak memaksudkan dirinya lebih dari satu. Wallahu ta'ala a'lam.
Download Audio disini