Bagaimana akhlaq terbaik dalam menyikapi khilafiyah
Tanya:
Bagaimana akhlaq yang terbaik dalam menyikapi khilafiyah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah
Akhlaq yang terbaik dalam menyikapi seluruh urusan khilafiyah (kalau syiah bukan khilafiyah lho ya! kaum liberalis, itu bukan khilafiyah!). Khilafiyah itu dalam masalah-masalah ilmiyah agama, yang memang disitu ada perbedaan pendapat di kalangan ulama ahlussunnah, itu khilafiyah. Bagaimana sikap kita? Pertama kita harus meneliti, membaca, membahas masing-masing pendapat. Ini dalil-dalilnya, haditsnya yang dipakai oleh pendapat pertama sah apa tidak, kita bahas. Kalau sah, bagaimana memahaminya, kita bahas lagi bagaimana ulama memahaminya. Begitu!
Sikap yang paling utama dalam menghadapi khilafiyah adalah selalu mengembalikan kepada Al Qur'an dan sunnah.
Yakni dalil Qur'an dan dalil sunnah.
"Oh ini baik, yang satunya tidak baik"
"Yang menyatakan baik ada dalilnya?"
"Lho tidak, menurut kebiasaan"
"Lho saya tanya dalil! Al Qur'an dan sunnah"
Karena Allah menyatakan:
Demikian semestinya.
Setiap masalah dikembalikan terus demikian. Itu akhlaq yang terbaik. Kemudian sampaikanlah hujjah itu dengan adab, dengan kata-kata yang penuh hormat, jika itu masalah khilafiyah. Jika memang benar-benar masalah khilafiyah. Sampaikan dengan penuh adab, ihtiram, kata-kata yang lembut, yang tepat, itu akhlaq yang terbaik. Bukan dengan caci maki, hinaan, kata-kata yang kotor, bukan akhlaq seorang yang mengerti bahwa masalah itu masalah khiafiyah.
Download Audio disini
Bagaimana akhlaq yang terbaik dalam menyikapi khilafiyah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah
Akhlaq yang terbaik dalam menyikapi seluruh urusan khilafiyah (kalau syiah bukan khilafiyah lho ya! kaum liberalis, itu bukan khilafiyah!). Khilafiyah itu dalam masalah-masalah ilmiyah agama, yang memang disitu ada perbedaan pendapat di kalangan ulama ahlussunnah, itu khilafiyah. Bagaimana sikap kita? Pertama kita harus meneliti, membaca, membahas masing-masing pendapat. Ini dalil-dalilnya, haditsnya yang dipakai oleh pendapat pertama sah apa tidak, kita bahas. Kalau sah, bagaimana memahaminya, kita bahas lagi bagaimana ulama memahaminya. Begitu!
Sikap yang paling utama dalam menghadapi khilafiyah adalah selalu mengembalikan kepada Al Qur'an dan sunnah.
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
"Jika kalian berselisih paham, berselisih dalam suatu perkara (dalam suatu permasalahan), kembalikan jawabannya kepada Allah dan rasul" (QS An-Nisa: 59)Yakni dalil Qur'an dan dalil sunnah.
"Oh ini baik, yang satunya tidak baik"
"Yang menyatakan baik ada dalilnya?"
"Lho tidak, menurut kebiasaan"
"Lho saya tanya dalil! Al Qur'an dan sunnah"
Karena Allah menyatakan:
فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ
"Kembalikanlah kepada Allah dan rasulNya" (QS An-Nisa: 59)Demikian semestinya.
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
"Sungguh yang hidup nanti diantara kalian ini sepeninggalku pasti kalian akan menyaksikan adanya perselisihan yang banyak. Maka disaat seperti itu, kata rasulullah, wajib atas kalian berpegang teguh kepada sunnahku, prinsipku, metodeku, dan prinsip atau sunnah para khulafa ar rasyidin"Setiap masalah dikembalikan terus demikian. Itu akhlaq yang terbaik. Kemudian sampaikanlah hujjah itu dengan adab, dengan kata-kata yang penuh hormat, jika itu masalah khilafiyah. Jika memang benar-benar masalah khilafiyah. Sampaikan dengan penuh adab, ihtiram, kata-kata yang lembut, yang tepat, itu akhlaq yang terbaik. Bukan dengan caci maki, hinaan, kata-kata yang kotor, bukan akhlaq seorang yang mengerti bahwa masalah itu masalah khiafiyah.
Download Audio disini