Bagaimana bimbingan rasul dalam menegakkan dinul islam
Tanya:
Bagaimana bimbingan rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam menegakkan dinul islam dengan konsep daulah khilafah negara Madinah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah
Ya konsepnya dakwah, ilmu, amal shaleh. Bukan dengan ilmu pemberontakan, pembunuhan, bukan dengan itu! Barakallaahufiikum, sudah sering kita bahas tentang masalah ini. Yang mau mendirikan daulah islamiyah, berapa kelompok sudah? Banyak kan? Iya? Ana yakin mungkin lebih dari lima kelompok di Indonesia yang masing-masing menginginkan negara daulah khilafah. Masing-masing kelompok, kalau benar menginginkan, sama-sama menginginkan, coba bersatu dulu. Mau tidak? Coba bersatu saja dulu. Negaranya belum ada saja masih ribut. Negaranya belum ada, sudah masing-masing mempertahankan dirinya. Bahkan lebih parah, satu kelompok tadinya satu, jadi pecah. Kelompok lagi, tadinya satu pecah lagi, ribut, berebut kepemimpinan. Belum punya negara!
Masih dalam bayang-bayang dan angan-angan khayalan negaranya, walaupun sudah dibentuk amirul mukmininnya, gubernurnya, bupatinya, terus... Tapi masih angan-angan, sudah ribut, sudah pecah. Apalagi punya negara nanti, punya aset, kekayaan bumi, kekayaan alamnya, dan yang lainnya, waduh ribut besar-besaran, saling membunuh. Itu semua khayal, tidak mungkin terwujud dengan cara-cara semisal itu. Yang ada adalah cara dengan ilmu, dakwah, memasyaratkan tauhid, memasyaratkan sunnah, kepada umat ini. Sehingga tidak ada lagi kesyirikan di muka bumi ini, tidak ada lagi kaum syiah rafidhah, kaum liberalis, orang-orang yang ke dukun, sihir, lalu sakit, sedekah gunung, sedekah laut, sudah tidak ada itu. Maka Allah wujudkan biidznillah negara khilafah yang Allah janjikan dalam ayatnya:
Di dalam surat An Nur ayat ke 55, kata Allah:
Bukan bagian daripada iman kalau masih ada muncul orang-orang pengingkar takdir pengikut Harun Nasution di Indonesia. Tidak mungkin, itu bukan iman! Bukan bagian daripada iman kalau masih ada orang-orang liberalis yang menyatakan bahwa Al Qur'an bukanlah kitab suci, yang sekarang diucapkan di berbagai perguruan tinggi agama islam di negeri ini. Bukan bagian daripada iman, yang menyatakan bahwa semua agama sama, semua bakalan masuk surga. Bukan bagian daripada iman, sementara Allah berjanji:
Bukan bagian daripada iman, orang-orang yang masih meyakini adanya manusia-manusia yang mengetahui perkara ghaib,, bukan bagian dari iman! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan:
"Kamu kalau mau menikah di tanggal tujuh belas rajab, karena kamu lahirnya pada tanggal sepuluh sya'ban. Sepuluh kurangi tujuh belas sama dengan sekian, jamnya jam tujuh pagi. Kalau tidak, kamu nanti gagal rumah tangganya"
Wah, khawatir dihitung-hitung tujuh belas rajab. Pokoknya harus bisa tujuh belas rajab jam tujuh pagi.
"Istri kamu lahir tanggal berapa?"
"Tanggal enam belas mei"
"Oh iya, pas cocok"
Percaya, kepada ucapan si dukun? Perkara ghaib, urusan nasib seseorang, rumah tangga seseorang ke depan, dia percaya? Maka rasulullah menyatakan:
Bahaya tidak? Bahaya! Ini nabi yang mengatakan, nabi yang kita hormati, rasul. Sementara di masyarakat, perdukunan terus dikembangkan, difasilitasi, di televisi, di media-media, sekarang perdukunan. Kalau dulu dukun itu rambutnya panjang, kukunya panjang, kalau sekarang sudah tidak model. Dukun modern, pakai dasi, pakai sorban, meramal nasib seseorang ke depan. Nabi tidak bisa meramal nasib dirinya sendiri ataupun nasib sahabatnya, ataupun anak-anaknya dan yang lainnya, tidak tahu.
Dengan wahyu, bukan wangsit, bukan semedi, bukan bertapa, bukan! Itu dari syaithan, dari jin. Lha ini masih beredar di masyarakat. Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman:
Terlalu luas tentang amal shaleh, yang sekarang belum terrealisasi di tengah-tengah umat. Apa janji Allah?
Dan Allah akan kokohkan posisi agama mereka yang Allah ridhai, yaitu islam ini dan Allah akan gantikan perasaan takut, hilangnya stabilitas keamanan selama ini yang terjadi menjadi serba aman, sejahtera.
Itu yang Allah janjikan, tiga hal tadi. Kepemimpinan, wibawa, dan kekokohan agama mereka. Tidak ada lagi yang berani mencaci agama ini, mencela agama ini, mencaci nabi, tidak ada yang berani. Dan akhirnya aman di negerinya, tidak ada sesuatu yang mengancam mereka baik dari kekuatan luar, dari kalangan orang kafir, mengolok-olok negerinya, tidak ada lagi, aman! Ataupun ancaman dari dalam negeri, pembunuhan, perampokan, dan yang lainnya, aman. Tapi janji ini Allah berikan kepada siapa? Yang beriman dengan makna yang sekelumit tadi kita jelaskan, dan makna amal shaleh. Nah ini yang harus diwujudkan.
Bukan dengan spanduk-spanduk di bundaran HI. "Tegakkan syariat islam, tegakkan syariat islam", bukan dengan itu! Demo mulai jam sebelas pagi, menjelang dzuhur, hingga ashar.
"Lha bagaimana shalatnya?"
"Shalat di tempat, di tempat demo, di bundaran HI"
"Lho shalat berjama'ah itu di masjid, bukan di bundaran HI"
"Lho ini darurat dalam rangka demo"
Siapa yang mengatakan darurat? Bagaimana islam mau tegak kalau kalian sendiri sudah meremehkan islam? Bagaimana daulah islamiyah mau berdiri di tangan kalian, sementara kalian meremehkan syariat islam sejak sebelum berdirinya? Nonsense katanya orang sana, mustahil! Barakallaahufiikum.
Download Audio disini
Bagaimana bimbingan rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam menegakkan dinul islam dengan konsep daulah khilafah negara Madinah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah
Ya konsepnya dakwah, ilmu, amal shaleh. Bukan dengan ilmu pemberontakan, pembunuhan, bukan dengan itu! Barakallaahufiikum, sudah sering kita bahas tentang masalah ini. Yang mau mendirikan daulah islamiyah, berapa kelompok sudah? Banyak kan? Iya? Ana yakin mungkin lebih dari lima kelompok di Indonesia yang masing-masing menginginkan negara daulah khilafah. Masing-masing kelompok, kalau benar menginginkan, sama-sama menginginkan, coba bersatu dulu. Mau tidak? Coba bersatu saja dulu. Negaranya belum ada saja masih ribut. Negaranya belum ada, sudah masing-masing mempertahankan dirinya. Bahkan lebih parah, satu kelompok tadinya satu, jadi pecah. Kelompok lagi, tadinya satu pecah lagi, ribut, berebut kepemimpinan. Belum punya negara!
Masih dalam bayang-bayang dan angan-angan khayalan negaranya, walaupun sudah dibentuk amirul mukmininnya, gubernurnya, bupatinya, terus... Tapi masih angan-angan, sudah ribut, sudah pecah. Apalagi punya negara nanti, punya aset, kekayaan bumi, kekayaan alamnya, dan yang lainnya, waduh ribut besar-besaran, saling membunuh. Itu semua khayal, tidak mungkin terwujud dengan cara-cara semisal itu. Yang ada adalah cara dengan ilmu, dakwah, memasyaratkan tauhid, memasyaratkan sunnah, kepada umat ini. Sehingga tidak ada lagi kesyirikan di muka bumi ini, tidak ada lagi kaum syiah rafidhah, kaum liberalis, orang-orang yang ke dukun, sihir, lalu sakit, sedekah gunung, sedekah laut, sudah tidak ada itu. Maka Allah wujudkan biidznillah negara khilafah yang Allah janjikan dalam ayatnya:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
وَعَدَ اللَّهُ
"Sungguh Allah telah berjanji, janji" (QS An-Nur: 55)
الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
"Bagi orang-orang yang beriman diantara kalian dan beramal shaleh" (QS An-Nur: 55)Bukan bagian daripada iman kalau masih ada muncul orang-orang pengingkar takdir pengikut Harun Nasution di Indonesia. Tidak mungkin, itu bukan iman! Bukan bagian daripada iman kalau masih ada orang-orang liberalis yang menyatakan bahwa Al Qur'an bukanlah kitab suci, yang sekarang diucapkan di berbagai perguruan tinggi agama islam di negeri ini. Bukan bagian daripada iman, yang menyatakan bahwa semua agama sama, semua bakalan masuk surga. Bukan bagian daripada iman, sementara Allah berjanji:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
"Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman" (QS An-Nur: 55)Bukan bagian daripada iman, orang-orang yang masih meyakini adanya manusia-manusia yang mengetahui perkara ghaib,, bukan bagian dari iman! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan:
مَنْ اَتَى عَرَّافًا اَوْ سَاحِرًا اَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, dukun, bertanya tentang suatu hal yang hanya Allah yang mengetahuinya, kemudian dia mempercayai ucapan dukun itu""Kamu kalau mau menikah di tanggal tujuh belas rajab, karena kamu lahirnya pada tanggal sepuluh sya'ban. Sepuluh kurangi tujuh belas sama dengan sekian, jamnya jam tujuh pagi. Kalau tidak, kamu nanti gagal rumah tangganya"
Wah, khawatir dihitung-hitung tujuh belas rajab. Pokoknya harus bisa tujuh belas rajab jam tujuh pagi.
"Istri kamu lahir tanggal berapa?"
"Tanggal enam belas mei"
"Oh iya, pas cocok"
Percaya, kepada ucapan si dukun? Perkara ghaib, urusan nasib seseorang, rumah tangga seseorang ke depan, dia percaya? Maka rasulullah menyatakan:
فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Sungguh dia telah kafir terhadap syariat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yaitu islam"Bahaya tidak? Bahaya! Ini nabi yang mengatakan, nabi yang kita hormati, rasul. Sementara di masyarakat, perdukunan terus dikembangkan, difasilitasi, di televisi, di media-media, sekarang perdukunan. Kalau dulu dukun itu rambutnya panjang, kukunya panjang, kalau sekarang sudah tidak model. Dukun modern, pakai dasi, pakai sorban, meramal nasib seseorang ke depan. Nabi tidak bisa meramal nasib dirinya sendiri ataupun nasib sahabatnya, ataupun anak-anaknya dan yang lainnya, tidak tahu.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
"Dialah Allah yang maha mengetahi segala urusan yang ghaib, tidak ada yang Allah tampakkan kepadanya urusan ghaib ini siapapun dia" (QS Al-Jinn: 26)
إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ
"Kecuali yang Allah ridhai, Allah kehendaki, Allah izinkan untuk mengetahui yang ghaib dari kalangan para rasul" (QS Al-Jinn: 27)Dengan wahyu, bukan wangsit, bukan semedi, bukan bertapa, bukan! Itu dari syaithan, dari jin. Lha ini masih beredar di masyarakat. Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
"Dan orang-orang yang beramal shaleh diantara kalian" (QS An-Nur: 55)Terlalu luas tentang amal shaleh, yang sekarang belum terrealisasi di tengah-tengah umat. Apa janji Allah?
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ
"Allah akan kuasakan mereka, Allah berikan kepada mereka kepemimpinan di muka bumi ini, sebagaimana telah Allah berikan kepada orang-orang yang beriman sebelum mereka dan beramal shaleh" (QS An-Nur: 55)Dan Allah akan kokohkan posisi agama mereka yang Allah ridhai, yaitu islam ini dan Allah akan gantikan perasaan takut, hilangnya stabilitas keamanan selama ini yang terjadi menjadi serba aman, sejahtera.
Itu yang Allah janjikan, tiga hal tadi. Kepemimpinan, wibawa, dan kekokohan agama mereka. Tidak ada lagi yang berani mencaci agama ini, mencela agama ini, mencaci nabi, tidak ada yang berani. Dan akhirnya aman di negerinya, tidak ada sesuatu yang mengancam mereka baik dari kekuatan luar, dari kalangan orang kafir, mengolok-olok negerinya, tidak ada lagi, aman! Ataupun ancaman dari dalam negeri, pembunuhan, perampokan, dan yang lainnya, aman. Tapi janji ini Allah berikan kepada siapa? Yang beriman dengan makna yang sekelumit tadi kita jelaskan, dan makna amal shaleh. Nah ini yang harus diwujudkan.
Bukan dengan spanduk-spanduk di bundaran HI. "Tegakkan syariat islam, tegakkan syariat islam", bukan dengan itu! Demo mulai jam sebelas pagi, menjelang dzuhur, hingga ashar.
"Lha bagaimana shalatnya?"
"Shalat di tempat, di tempat demo, di bundaran HI"
"Lho shalat berjama'ah itu di masjid, bukan di bundaran HI"
"Lho ini darurat dalam rangka demo"
Siapa yang mengatakan darurat? Bagaimana islam mau tegak kalau kalian sendiri sudah meremehkan islam? Bagaimana daulah islamiyah mau berdiri di tangan kalian, sementara kalian meremehkan syariat islam sejak sebelum berdirinya? Nonsense katanya orang sana, mustahil! Barakallaahufiikum.
Download Audio disini