Header Ads

Bolehkah memondokkan anak yang masih SD karena orang tuanya pindah

Tanya:
Bolehkan memondokkan anak yang masih duduk di bangku SD karena orang tuanya telah pidah tugas di tempat lain yang mana tidak terdapat pondok salafy di daerah tersebut jadi dipondokkan ke tempat lain?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah

Allahul musta'an, kasihan ini, na'am. Artinya, pada dasarnya, anak-anak yang umurnya masih dibawah duabelas tahun sebaiknya dekat dengan orang tua. Jangan dipondokkan ke tempat-tempat yang jauh.

"Lalu bagaimana ustadz, dimasukkan di sekolah umum?"
"Jangan, na'am jangan!"

"Lho terus tidak sekolah?"
"Siapa yang bilang tidak sekolah?"

Bukankah sekarang di umum ada yang namanya home schooling? Iya kan? Sekolah di rumah, resmi, formal, legal, begitu ya? Kita juga adakan home schooling, atau home ma'hading, na'am begitu ya? Pondok di rumah.

"Anu ustadz,...(repot, -red)"

Berusaha, cari modul-modul.

"Oh saya anu ustadz, mulai pagi sampai sore kerja"

Siapa yang menyuruh kamu dari pagi sampai sore bekerja? Jadi budaknya dunia, anak antum jadi korban, siapa yang suruh antum? Allah tidak pernah menyuruh antum shalat mulai pagi sampai sore, iya kan? Tidak pernah menyuruh antum yang memberi rizki antum, nyawa antum, menghidupkan dan mematikan antum, tidak pernah memerintahkan antum shalat mulai pagi sampai sore, tidak ada! Sebentar, lima menit waktu dzuhur, ashar, sebentar saja, na'am barakallahufiik.

Nah, anak juga demikian, dididik, berkorban, butuh perjuangan. Antum maunya enak, tanpa perjuangan, laa. Berjuang ya akhi, na'am.

"Lho terus bagaimana ustadz?"
"Lho terus mau apa?"

Ya cari pekerjaan, apa antum tidak bisa hidup, tidak bisa makan, kerja antum, minder antum untuk hidup di dunia ini, hanya karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan seperti itu? Banyak pekerjaan, na'am, halal banyak, na'am. Yang tidak menuntut waktu antum seperti itu. Maka pentingkan anak-anak antum, didik dirumah, ajarkan, belikan media-media rekaman suara para ustadz, pengajar di pondok-pondok, rekam!

"Ustadz, saya minta izin, pelajaran aqidah kelas dua, ana rekam ustadz mulai semester ini, semester depan juga"

Perdengarkan ke anak antum, bimbing, insya Allah bisa. Ya tapi tidak optimal. Lha, kalau mau optimal lagi, tinggalkan pekerjaan itu, pindah ke kota yang disitu ada pondok.

"Oh disana, bagaimana masa depan saya?"
"Kenapa, masa depan antum jannah"

Mau cari masa depan apa lagi? Itu masa belakang. Selagi antum akan tinggal di dunia ini, noleh, tidak bisa lagi balik, barakallahufiikum.

قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
"Ya Allah kembalikan aku ke dunia, agar aku bisa beramal shaleh, yang selama ini aku tinggalkan amalan shaleh itu" (QS Al-Mu'minun: 99-100)

كَلَّا
"Tidak bisa" (QS Al-Mu'minun: 100)

Nah sekarang ini, kesempatannya, na'am barakallahufiikum. Berkorban, berjuang, antum kira salaf tidak ada perjuangannya dalam pendidikan anak mereka. Berjuang, berkorban, pindah! Dimana antum tinggal, ini di Kendari disini, di Nanga-Nanga, ada pondok pesantren walhamdulillah.

"Ana di Makassar ustadz"
"Ada pondok ahlussunnah, di Sigeri, ustadz, ustadzuna al fadhil ustadz Sarbini"

"Oh ana ada di anu ustadz, Balikpapan"
"Ada, ustadzuna ustadz Askary"

Dimana antum tinggal, ayo! Alhamdulillah, barakallahufiikum.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.