Nasehat orang yang tekena fitnah murdan
Tanya:
Mohon nasehat orang yang mudah terfitnah dengan kaum amrot atau murdan!
Jawab:
Oleh Al Ustadz Usamah Faishol Mahri hafizhahullah
Nas'alullah al afiyah. Mereka memang fitnah bagi kaum rijal (lelaki). Terutama yang dekat-dekat dengan mereka seperti Sufyan Ats Tsauri sebutkan:
Aku melihat bersama seorang wanita satu syaithon menggoda, tetapi bersama murdan, aku dapati padanya tujuh syaithon menggoda.
Apalagi kalau itu putih, tampan dan seterusnya, fitnahnya lebih besar.
Yang pertama tentunya agar selamat dari itu, berlindung diri kepada Allah dengan sungguh-sungguh berdoa agar Allah selamatkan dari fitnahnya. Yang kedua jangan kamu mendekat-dekat. Rahimallahu man 'arafa qadra nafsihi (Allah rahmati orang yang tahu kapasitas dirinya).
Tahu kamu terfitnah seperti itu, jangan dekat-dekat. Menghindarlah, menjauh, jangan kemudian kamu dekati, kamu ajak main, kamu ajak ngobrol, ini, itu terfitnah kamu semakin. Menjauh!
Yang ketiga, tentunya pula sibukkan dirimu dengan yang bermanfaat. Dengan amal shaleh, dengan dzikir, dengan doa, tilawah qur'an, dengan ilmu, dan semisalnya. Yang mudah terfitnah hanyalah orang-orang yang pengangguran dari kebaikan, dan itu kaidah.
Nafsuka ilam tusyghilha bil khair, syaghalatka bi syar (Dirimu itu kalau tidak kamu sibukkan dengan kebaikan, akan menyibukkan kamu dengan kejelekkan).
Akan menyibukkan kamu dengan yang jelek. Layaknya perlombaan, mana yang kuat, mana yang memenangkan, kamu sibukkan atau kamu yang akan disibukkan. Begitu pula kalau memang kamu belum menikah, ya segeralah menikah. Kamu ada syahwat, apalagi mungkin besar syahwat itu, rasulullah sebutkan beri solusi:
Kata syaikh Abdurrahman As Sa'di rahimahullah, dari luthfillah, lathif (Allah). Dari kasih sayang dan kelembutanNya kepada hambanya, Allah jadikan pada kemaksiatan diiringi dengan kegelisahan, kegundah gulanaan, tekanan jiwa, malu, gelisah, sedih, sumpek, sempit dada, dan itu luthfullah bi ibadih. Agar mereka menjauh dan meninggalkan kemaksiatan. Dalam ketaatan, Allah jadikan itu lapang dada orangnya, senang, bahagia, tenang hidupnya, sumringah hidupnya, enak. Kamu habis shalat, kamu habis ini, menjalankan ibadah kebaikan, ada kesenangan tersendiri dalam hatimu.
Tapi maksiat tidak. Orangnya akan malu, takut, gelisah, sedih, sumpek, dadanya terasa sempit, tidak tenang, gelisah. Itu semua agar orang menjauh dan segera menghindar dari ma'asyi. Coba kalau tidak ada itu? Akan terus orang dalam kemaksiatannya. Karena dia tidak merasa malu, tidak merasa sedih, tidak sempit dadanya, dia tidak merasa gelisah, tidak merasa gundah gulana. Pasti orang yang menjalani kemaksiatan dan kejelekan akan mendapati semua itu, malu, gelisah, takut, tersiksa dia, teradzab karena maksiat itu. Bagi seorang mukmin cukup, itu sebagai pemicu baginya untuk meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan. Nas'alullah al afiyah.
Download Audio disini
Mohon nasehat orang yang mudah terfitnah dengan kaum amrot atau murdan!
Jawab:
Oleh Al Ustadz Usamah Faishol Mahri hafizhahullah
Nas'alullah al afiyah. Mereka memang fitnah bagi kaum rijal (lelaki). Terutama yang dekat-dekat dengan mereka seperti Sufyan Ats Tsauri sebutkan:
Aku melihat bersama seorang wanita satu syaithon menggoda, tetapi bersama murdan, aku dapati padanya tujuh syaithon menggoda.
Apalagi kalau itu putih, tampan dan seterusnya, fitnahnya lebih besar.
Yang pertama tentunya agar selamat dari itu, berlindung diri kepada Allah dengan sungguh-sungguh berdoa agar Allah selamatkan dari fitnahnya. Yang kedua jangan kamu mendekat-dekat. Rahimallahu man 'arafa qadra nafsihi (Allah rahmati orang yang tahu kapasitas dirinya).
Tahu kamu terfitnah seperti itu, jangan dekat-dekat. Menghindarlah, menjauh, jangan kemudian kamu dekati, kamu ajak main, kamu ajak ngobrol, ini, itu terfitnah kamu semakin. Menjauh!
Yang ketiga, tentunya pula sibukkan dirimu dengan yang bermanfaat. Dengan amal shaleh, dengan dzikir, dengan doa, tilawah qur'an, dengan ilmu, dan semisalnya. Yang mudah terfitnah hanyalah orang-orang yang pengangguran dari kebaikan, dan itu kaidah.
Nafsuka ilam tusyghilha bil khair, syaghalatka bi syar (Dirimu itu kalau tidak kamu sibukkan dengan kebaikan, akan menyibukkan kamu dengan kejelekkan).
Akan menyibukkan kamu dengan yang jelek. Layaknya perlombaan, mana yang kuat, mana yang memenangkan, kamu sibukkan atau kamu yang akan disibukkan. Begitu pula kalau memang kamu belum menikah, ya segeralah menikah. Kamu ada syahwat, apalagi mungkin besar syahwat itu, rasulullah sebutkan beri solusi:
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ
Menikahlah, kamu punya kemampuan untuk itu.Kata syaikh Abdurrahman As Sa'di rahimahullah, dari luthfillah, lathif (Allah). Dari kasih sayang dan kelembutanNya kepada hambanya, Allah jadikan pada kemaksiatan diiringi dengan kegelisahan, kegundah gulanaan, tekanan jiwa, malu, gelisah, sedih, sumpek, sempit dada, dan itu luthfullah bi ibadih. Agar mereka menjauh dan meninggalkan kemaksiatan. Dalam ketaatan, Allah jadikan itu lapang dada orangnya, senang, bahagia, tenang hidupnya, sumringah hidupnya, enak. Kamu habis shalat, kamu habis ini, menjalankan ibadah kebaikan, ada kesenangan tersendiri dalam hatimu.
Tapi maksiat tidak. Orangnya akan malu, takut, gelisah, sedih, sumpek, dadanya terasa sempit, tidak tenang, gelisah. Itu semua agar orang menjauh dan segera menghindar dari ma'asyi. Coba kalau tidak ada itu? Akan terus orang dalam kemaksiatannya. Karena dia tidak merasa malu, tidak merasa sedih, tidak sempit dadanya, dia tidak merasa gelisah, tidak merasa gundah gulana. Pasti orang yang menjalani kemaksiatan dan kejelekan akan mendapati semua itu, malu, gelisah, takut, tersiksa dia, teradzab karena maksiat itu. Bagi seorang mukmin cukup, itu sebagai pemicu baginya untuk meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan. Nas'alullah al afiyah.
Download Audio disini