Apa yang dimaksud berlezat-lezat dengan dzikrullah
Tanya:
Apa yang dimaksud berlezat-lezat dengan dzikrullah, berdzikir kepada Allah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Berlezat-lezat itu artinya bisa merasakan manis dan tenangnya berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kalau boleh saya gambarkan, ketika menyebut nama Allah, "astaghfirullah...astaghfirullah...", itu membuat hati bergetar. Ketika kita menyebut, "ya rahman... ya rahiim... ya ghafur..., ighfirli (ampuni aku)" itu kemudian bisa membawa diri sampai misalkan menangis karena teringat dengan dosa dan kesalahan masa lalu. Itu namanya berlezat-lezat, senang, tenang. Berlezat-lezat dengan dzikrullah, berdzikir kepada Allah, itu ketika kita berdzikir, berdo'a, ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi kita, itu diabaikan, diabaikan.
Baru selesai shalat:
"astaghfirullah...astaghfirullah..., subhanallah...subhanallah..."
"tttrrrttt...tttrrrttt..." HPnya bergetar, dzikirnya berhenti, ambil HP dulu, (ternyata dari) telkomsel.
"subhanallah...subhanallah... (lanjut dzikir, -red)"
Itu bukan berlezat-lezat namanya, berlezat-lezat, tttrrrttt...tttrrrttt..., itu tidak ngaruh. Kita masih lezat, senang dengan astaghfirullah...astaghfirullah... (dzikir), kan begitu? Bukan kemudian:
"oh apa itu?"
Itu namanya berlezat-lezat, kalau belum sampai seperti itu, berarti kita belum sampai tingkatan berlezat-lezat.
Tanya:
Apakah tentramnya melebihi ketika mendatangi istri?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Wajar pertanyaan seperti ini, bisa jadi. Karena mendatangi istri, tentramnya, nikmatnya adalah kenikmatan tubuh, sementara berdzikir kepada Allah itu nikmatnya di hati. Sekarang berapa banyak? Karena ditanya, saya perlu menjawab. Berapa orang mendatangi istrinya melakukan hubungan suami istri, tapi kenikmatan yang dia rasakan hanya kenikmatan jasad, hatinya tidak? Itu banyak orang yang merasakan, istri juga seperti itu, merasa tertekan, terpaksa, dan seterusnya. Tapi kalau orang berdzikir kepada Allah, sampai pada tingkatan seperti yang saya gambarkan tadi, jelas nikmatnya di hati, tenangnya di pikiran, wallahu a'lam.
Download Audio disini
Apa yang dimaksud berlezat-lezat dengan dzikrullah, berdzikir kepada Allah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Berlezat-lezat itu artinya bisa merasakan manis dan tenangnya berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kalau boleh saya gambarkan, ketika menyebut nama Allah, "astaghfirullah...astaghfirullah...", itu membuat hati bergetar. Ketika kita menyebut, "ya rahman... ya rahiim... ya ghafur..., ighfirli (ampuni aku)" itu kemudian bisa membawa diri sampai misalkan menangis karena teringat dengan dosa dan kesalahan masa lalu. Itu namanya berlezat-lezat, senang, tenang. Berlezat-lezat dengan dzikrullah, berdzikir kepada Allah, itu ketika kita berdzikir, berdo'a, ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi kita, itu diabaikan, diabaikan.
Baru selesai shalat:
"astaghfirullah...astaghfirullah..., subhanallah...subhanallah..."
"tttrrrttt...tttrrrttt..." HPnya bergetar, dzikirnya berhenti, ambil HP dulu, (ternyata dari) telkomsel.
"subhanallah...subhanallah... (lanjut dzikir, -red)"
Itu bukan berlezat-lezat namanya, berlezat-lezat, tttrrrttt...tttrrrttt..., itu tidak ngaruh. Kita masih lezat, senang dengan astaghfirullah...astaghfirullah... (dzikir), kan begitu? Bukan kemudian:
"oh apa itu?"
Itu namanya berlezat-lezat, kalau belum sampai seperti itu, berarti kita belum sampai tingkatan berlezat-lezat.
Tanya:
Apakah tentramnya melebihi ketika mendatangi istri?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Wajar pertanyaan seperti ini, bisa jadi. Karena mendatangi istri, tentramnya, nikmatnya adalah kenikmatan tubuh, sementara berdzikir kepada Allah itu nikmatnya di hati. Sekarang berapa banyak? Karena ditanya, saya perlu menjawab. Berapa orang mendatangi istrinya melakukan hubungan suami istri, tapi kenikmatan yang dia rasakan hanya kenikmatan jasad, hatinya tidak? Itu banyak orang yang merasakan, istri juga seperti itu, merasa tertekan, terpaksa, dan seterusnya. Tapi kalau orang berdzikir kepada Allah, sampai pada tingkatan seperti yang saya gambarkan tadi, jelas nikmatnya di hati, tenangnya di pikiran, wallahu a'lam.
Download Audio disini