Header Ads

Penjelasan tentang Ummu Shibyan

Tanya:
Ditanyakan disini, berikutnya kami pernah mendengar kata Ummu Shibyan, apa maksudnya?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Sarbini hafizhahullah

Ummu Shibyan ini disebutkan pada hadits yang maudhu (hadits yang palsu), dikatakan maudhu (palsu) oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalah Adh Dhaifah, yaitu:

مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ الصَّلَاةَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
Jika salah seorang dari kalian mendapat karunia anak (lahir anaknya), hendaknya adzani di telinga kanan, kemudian qomat di telinga kiri.

Hadits ini maudhu, yang diinginkan di akhir hadits disebutkan "tidak akan memudharatkan dia Ummu Shibyan". Ummu Shibyan, na'am. Kalau kita kembali ke syarh ulama tentang makna hadits ini, ini termasuk gharib (termasuk kata yang gharib, yang asing). Kita buka syarh ulama, ada dua versi yang kita dapatkan (sebatas yang ana dapatkan ada dua versi) menafsirkan ummu shibyan.

Ibnu 'Aqil dalam kitab An Nihayah menafsirkan Ummu Shibyan adalah riih (ريح), yaitu kalau mungkin kita bahasakan bahasa kita angin jahat yang biasanya bisa seseorang sampai pingsan kalau kena. Di negeri kita biasanya dibahasakan angin jahat, na'am.

Versi yang lainnya, ada yang menafsirkan Ummu Shibyan ini dengan jin yang mengikuti. Jin wanita yang mengikuti yang dikhawatirkan akan mengganggu dan memudharatkan. Wallahu a'lam.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.