Header Ads

Apakah para penuntut ilmu termasuk yang berhak menerima zakat?

Tanya:
Apakah para penuntut ilmu termasuk golongan yang berhak menerima zakat?

Jawab:
Oleh Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'iy rahimahullah

Para penuntut ilmu bertingkat-tingkat. Barangsiapa yang mampu bekerja, maka bekerja lebih utama baginya dan lebih pantas.

Sungguh telah datang dua orang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau melihat kepada keduanya. Maka beliau mendapati keduanya berpenampilan seorang yang punya. Lalu beliau berkata: "Jika kalian berdua mau, aku akan memberi kalian berdua, akan tetapi tidak ada bagian untuk orang kaya."

Demikian pula meminta bagian zakat atau selainnya. Sungguh seseorang datang ke Madinah, lalu ada yang mengatakan kepadanya, "Pergilah dan mintalah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam". Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Barangsiapa yang memiliki satu uqiyah, tidak halal baginya untuk meminta." atau perkataan semakna dengannya. Lalu orang tadi kembali, seraya berkata "Untukku bernilai sekian dan sekian, dari beberapa uqiyah". Maka ia kembali dan tidak meminta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maka seorang penuntut ilmu lebih utama dan lebih pantas untuk bekerja mencari nafkah. Dan apabila ia termasuk orang yang membutuhkan, maka ia termasuk orang yang berhak untuk mendapatkan zakat. Ia termasuk dalam firman Allah 'Azza wa Jalla: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang fakir, orang miskin" (QS At Taubah: 60).

Maka yang wajib atas para penanggung jawab Baitul Mal memberikan sebagian kepada para penuntut ilmu, sehingga mereka bisa berkonsentrasi untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Sebagaimana hal ini merupakan perbuatan para khalifah yang terdahulu, dan para pemimpin yang terdahulu, memberikan sebagian harta kepada para ahlul ilmi agar mereka berkonsentrasi untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Allahul musta'an.

Sumber: Ijabatus Sa'il, pertanyaan nomor 40

Diterjemahkan oleh: Al Ustadz Abdul 'Aziz Bantul hafizhahullah
Ma'had Ibnul Qoyyim Balikpapan
Diberdayakan oleh Blogger.