Header Ads

Bolehkah memberontak dengan alasan karena tidak membaiatnya

SILSILAH FATWA MANHAJIYYAH

Bolehkah memberontak dengan alasan karena tidak membaiatnya

Fadhilatu Asy-Syaikh 'Ubaid bin 'Abdillah al-Jabiriy حفظه الله تعالى

Tanya:
Barakallahu fikum, pertanyaan ini dari Maroko,

Penanya: Ketika kita mengingkari orang-orang yang keluar melakukan pemberontakan dengan demonstrasi dan kita jelaskan tindakan tersebut termasuk pemberontakan terhadap pemerintah, maka merekapun beralasan: "Kami tidak membaiatnya sehingga tidak haram memberontaknya, Lalu bagaimana kita menjawab syubhat ini?"

Jawab:
Pertama: Pembicara kalian seorang fakir yang banyak berbicara dan Allah Jalla Wa 'Alaa serta malaikat yang mulia hadir di hadapanku dan kalian menjadi saksi bagi kalian bahwasannya aku bukanlah tempat rujukan ummat, bukan orang yang mendalam ilmunya, bukan seorang yang ummat tertimpa musibah dengan meninggalnya dan bukan pula pemilik ucapan yang memutuskan perkara ummat, namun Alhamdulillah saya dari kalangan awam penuntut ilmunya yang meneliti dalil pada apa yang diucapkan, dilakukan dan difatwakan.

Pertama kali saya katakan: ceramah kami disiarkan situs Miratsul Anbiya' yang judulnya (Peringatan Penting Untuk Menyingkap Hakekat Demonstrasi).

Saya menjelaskan di dalamnya secara rinci dengan harapan setiap pencari kebenaran dari kaum muslimin dan muslimat mendapat manfaatnya, dan saya melihat bahwannya pindah kepada judul dan pembahasan tersebut akan mencukupi dari pengulangan disini karena penjelasannya detail.

Kedua: Baiat itu ada dua,

  • Baiat Musyafahah, yakni dengan ucapan sambil menjabat tangan pemerintah atau perwakilannya  dan baiat ini hukumnya fardhu kifayah yakni apabila telah ditunaikan sebagian orang, sehingga ketika Ahlul Halli Wal Aqdi (ulama dan ahli kenegaraan) dan kaum muslimin yang mungkin menunaikan baiat bersama mereka maka wajib bagi yang lainnya untuk taat.
  • Baiat I'tiqad, yakni dengan meyakini bahwa orang ini adalah penguasa yang syar'i menurut agama dan baiat ini hukumnya fardhu 'ain (wajib atas masing-masing individu) meskipun kalian tidak membaiat pemerintah dengan ucapan namun wajib bagi kalian meyakini secara syar'i kekuasaannya, sebagaimana sabda Nabi 'alaihi shallatu wasallam, 

ما من أمرئ-أو قال مسلم يبيت ليلة أو ليلتان وليس في عنقه بيعه فمات فميتته جاهلية
"Tidaklah seseorang- atau beliau bersabda seorang musim- bermalam selama semalam ataupun dua malam namun tiada terikat baiat di lehernya lalu ia mati maka ia pun mati dalam kondisi  jahiliyyah."

Maka waspadalah dari kejahiliyyahan wahai pemeluk Islam dari kaum muslimin dan muslimat dan jauhilah kata-kata yang indah dan pengkaburan kebenaran dengan kebathilan yang dipropagandakan dan disebarkan pengikut kelompok dakwah baru yang seluruhnya sesat lagi menyesatkan, serta ambillah petunjuk salafush shalih  meskipun ada orang yang berkata:

"Penguasa ini datang melalui jalan pemilu namun kami bukan kontestan pemilu atau datang melalui jalan kudeta atau pun mewarisi kekuasaan."

Maka kami katakan semua itu pemerintahan yang syar'i dengan segala caranya seorang muslim menguasai maka kita wajib untuk mendengar dan taat kepadanya pada perkara yang bukan maksiat kepada Allah Jalla Wa 'Alaa dalam kondisi susah, senang, gembira, terpaksa, dan tidak suka.

Masalah ini telah saya jelaskan -Alhamdulillah- semampu saya memahaminya dari al-Qur’an dan sunnah Nabi 'alaihi shallatu wasallam serta atsar salafush shalih dalam ceramah yang dimuat dalam situs Sahab sebulan yang lalu dalam Liqaat Qathriyah yang judulnya: (Persembahan Bagi Manusia Tentang Kedudukan Pemerintah Sesuai al-Qur’an dan Atsar Yang Shahih)

Maka siapa yang ingin hendaknya melihat kembali pembahasannya dan kabar gembira untuk kalian bahwa pembahasan ini beserta yang lalu in Sya Allah akan dicetak, ya.

Sumber: http://ar.miraath.net/fatwah/2416

نحن لم نبايعه فلا يحرم الخروج عليه ( بالمظاهرات) ,فكيف نجيب عن هذه الشبهه؟

الشيخ:عبيد بن عبد الله الجابري
القسم:العقيدة والمنهج|
تاريخ الفتوى:01/12/2011

السؤال:بارك الله فيكم, هذا سؤال من المغرب، يقول السائل: عندما ننكر علي الخارجين في المظاهرات ونبين لهم أنها من الخروج علي ولي الأمر يقولون: نحن لم نبايعه فلا يحرم الخروج عليه, فكيف نجيب عن هذه الشبهه؟

الجواب:

أولاً: للفقير محدثكم الذي يقول كثيراً ويشهد الله ومن حضرني وإياكم من ملائكته الكرام, ويشهدكم أني لستُ مرجعالأمه, ولستُ بالعلامه ولا بالذي ترزءُ الامه بفقده, ولا بالذي له القول الفصل في الأمه، لكن ولله الحمد انا من عوام طلاب العلم الذين يتحرون الدليل فيما يقولون ويعملون ويفتون به, أقول أولاً لنا محاضره أُذيعت من موقع ميراث الأنبياء, عنوانها

(التنبيهات بالكشف عن حقيقه المظاهرات)

فصلت فيها تفصيلاً أرجو أن ينتفع به كل طالب حق, من المسلمين والمسلمات, وأرى أن الإحاله إلي ذالكم العنوان وذالكم الموضوع تُغني عن إعادته هنا , لأن تفصيله يطول.

وثانياً:البيعه بيعتان, بيعه المشافهه, بالكلام مع مصافحه ولي الامر أو منينيبه, وهذه فرض كفايه, إذا قام بها البعض، إذا قام بها أهل الحل والعقد, ومن تيسر معهم من المسلمين لزمت البقيه,

الثاني: بيعه اعتقاد, اعتقاد أن هذا حاكمٌ, شرعي للقُطر, وهذه فرض عين,الاولى فرض كفايه وهذه فرض عين , فأنتم إن لم تبايعوا ولي الأمر مشافهه ولكن يجب عليكم اعتقاد شرعيه ولايته, لقوله صلى الله عليه وسلم : [ما من أمرئ - أو قال مسلم - يبيت ليله أو ليلتين وليس في عنقه بيعه فمات فميتته جاهليه]

فأحذروا الجاهليه يا أهل الإسلام, من المسلمين والمسلمات، وإياكم وزخرف القول ولبس الحق بالباطل الذي تذيعه وتشيعه وتنشره أتباع الجماعات الدعويه الحديثه, التي كلها ضاله مضله, وعليكم بهدي السلف الصالح, وإن قال قائل:هذا الحاكم جاء عن طريق الانتخاب وليس نحن من المنتخبين, أو جاء عن طريق الغَلَبه أو عن طريق الوراثه, قلنا كل ذلك ولايته شرعيه, بأي وجه علا علينا مسلمُ منا, وجب له علينا السمع والطاعه في غير معصيه الله في حال العسر واليسر, والمنشط والمكره والأثره, وهذا الأمر فصلته ولله الحمد بما استطعت فهمه من كتاب ربي وسنة نبيي صلى الله عليه وسلم, وآثار السلف الصالح في محاضره نُشرت في سحاب قبل أشهرعن طريق اللقاءات القطريه وموضوعها هكذا: (إتحاف البشر بمكان ولي الأمر وفق الكتاب وصحيح الأثر)، فليراجعها من شاء , وأبشركم أن هذه ستطبع مع سابقتها إن شاء الله تعالى , نعم.

Diberdayakan oleh Blogger.