Header Ads

Apakah pembuat bid'ah bisa dikatakan berbuat kesyirikan

Tanya:
Saya mau tanya. Apakah pembuat bid'ah dan pelaku bid'ah dapat dikatakan sebagai orang yang berbuat kesyirikan dengan dalil: (QS Ash-Shura: 21) أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ

Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah

Ikhwani fiddin a'azakumullah, jawabannya adalah dengan bahasa bisa sampai kepada yang seperti itu. Kenapa? Mengapa demikian? Karena kalimat Allah Subhanahu Wa Ta'ala: أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ (apakah mereka memiliki sekutu-sekutu selain Allah) شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ yang membuat syariat yang Allah tidak izinkan.

Allah membuat syariat sempurna, lengkap. Sedangkan tokoh-tokoh bid'ah tadi bikin syariat baru, iya kan? Apakah kalian anggap mereka sebagai sekutu-sekutu Allah, sebagai tuhan-tuhan lain yang boleh membikin syariat seperti Allah. Maka menunjukkan ancaman bisa terjadi yang seperti itu. Dan memang telah terjadi pada syiah rafidhah. Mereka menganggap bahwa imam-imam mereka seperti tuhan. Boleh merubah yang halal jadi haram, boleh merubah yang haram jadi halal. Boleh merubah syariat, boleh mengganti. Kata mereka (syiah rafidhah, -red), itu hak tasyri' di tangan imam. Maka kita katakan bahwa itu adalah kesyirikan, karena harusnya di tangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.