Nasehat untuk teman yang futur
Tanya:
Kepada: salafybpp@gmail.com
Tampilkan detail
Bismillah, afwan ustadz. Ana punya teman yang masya Allah dulunya seorang salafy. Ta'lim sangat rajin. Akan tetapi setelah dia diterima di sebuah perusahaan dan mungkin berteman banyak orang yang mempunyai pemahaman dari komunitas yang berbeda sehingga saat ini beliau sudah jauh dari majelis ilmu, berkumpul dengan saudara salafy lainnya dan kemudian kami mendapatkan info kalau beliau sudah jarang juga kelihatan berjama'ah di masjid. Sudah ada yang pernah nasehati beliau baik dalam email atau bicara langsung. Akan tetapi beliau tetap tidak berubah dan senang ngumpul bersama dengan teman-teman barunya. Tolong nasehatnya bagaimana sikap kita dan bagaimana caranya menasehati beliau.
Jazakallahu khairon.
Nasehat:
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya (Al Baqarah: 272)
Tugas kita itu menyampaikan, tugas kita hanya menasehati. Adapun masalah hidayah, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tidak mampu memberi hidayah kepada pamannya. Yang hidup bersama beliau, 'alaihi shallatu wasallam. Tidak mampu, apalagi kalau hanya sekedar teman dekat, dulunya teman dekat. Walhasil kita memohon kepada Allah subhanahu wata'ala:
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hatiku diatas agamaMu. (HR. Trmidzi)
Berbagai macam fitnah yang ada di dunia ini menyebabkan seorang berubah. Tidak kokoh di atas kebenaran. Fitnah dunia, dulunya dia tidak punya harta, begitu puya harta, sudah. Terbuka baginya dunia. Yang dulunya masya Allah karena tidak punya harta, rajin datang ke masjid. Rajin datang ke masjid, dan juga mungkin tujuannya seperti yang disebutkan dalam pertanyaan. Tujuannya dia shalat, tujuannya dia baca qur'an supaya nanti dapat harta.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan dunia, dan dia telah mendapatkannya. AKhirnya terbuka pintu dunia. Merambah kesana kemari, mendatangi tempat-tempat kemaksiatan, wal'iyaudzu billah. Ini fitnah, fitnah nisaa', fitnah para wanita, yakni fitnah, fitnah jabatan. Walhasil berbagai macam fitnah yang dapat menyebabkan berubahnya hati seseorang. Tugas kita menyampaikan, tugas kita memberi nasehat.
Ya akhi, bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala. Antum sudah tahu ini sesat, antum sudah tahu ini wajib, kenapa kamu tinggalkan? Nasehati dengan cara yang baik. Tapi kalau dia tidak mendengarkan, sudah bukan tanggungan kita.
Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (An Nahl: 82)
Masalah hidayah, Allah Azza wa Jalla memberi hidayah kepada siapa yang Allah kehendaki.
Download Audio disini
Kepada: salafybpp@gmail.com
Tampilkan detail
Bismillah, afwan ustadz. Ana punya teman yang masya Allah dulunya seorang salafy. Ta'lim sangat rajin. Akan tetapi setelah dia diterima di sebuah perusahaan dan mungkin berteman banyak orang yang mempunyai pemahaman dari komunitas yang berbeda sehingga saat ini beliau sudah jauh dari majelis ilmu, berkumpul dengan saudara salafy lainnya dan kemudian kami mendapatkan info kalau beliau sudah jarang juga kelihatan berjama'ah di masjid. Sudah ada yang pernah nasehati beliau baik dalam email atau bicara langsung. Akan tetapi beliau tetap tidak berubah dan senang ngumpul bersama dengan teman-teman barunya. Tolong nasehatnya bagaimana sikap kita dan bagaimana caranya menasehati beliau.
Jazakallahu khairon.
Nasehat:
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya (Al Baqarah: 272)
Tugas kita itu menyampaikan, tugas kita hanya menasehati. Adapun masalah hidayah, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tidak mampu memberi hidayah kepada pamannya. Yang hidup bersama beliau, 'alaihi shallatu wasallam. Tidak mampu, apalagi kalau hanya sekedar teman dekat, dulunya teman dekat. Walhasil kita memohon kepada Allah subhanahu wata'ala:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hatiku diatas agamaMu. (HR. Trmidzi)
Berbagai macam fitnah yang ada di dunia ini menyebabkan seorang berubah. Tidak kokoh di atas kebenaran. Fitnah dunia, dulunya dia tidak punya harta, begitu puya harta, sudah. Terbuka baginya dunia. Yang dulunya masya Allah karena tidak punya harta, rajin datang ke masjid. Rajin datang ke masjid, dan juga mungkin tujuannya seperti yang disebutkan dalam pertanyaan. Tujuannya dia shalat, tujuannya dia baca qur'an supaya nanti dapat harta.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan dunia, dan dia telah mendapatkannya. AKhirnya terbuka pintu dunia. Merambah kesana kemari, mendatangi tempat-tempat kemaksiatan, wal'iyaudzu billah. Ini fitnah, fitnah nisaa', fitnah para wanita, yakni fitnah, fitnah jabatan. Walhasil berbagai macam fitnah yang dapat menyebabkan berubahnya hati seseorang. Tugas kita menyampaikan, tugas kita memberi nasehat.
Ya akhi, bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala. Antum sudah tahu ini sesat, antum sudah tahu ini wajib, kenapa kamu tinggalkan? Nasehati dengan cara yang baik. Tapi kalau dia tidak mendengarkan, sudah bukan tanggungan kita.
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (An Nahl: 82)
Masalah hidayah, Allah Azza wa Jalla memberi hidayah kepada siapa yang Allah kehendaki.
Download Audio disini