Header Ads

Apakah menggunakan jubah/gamis/songkok/sarung dapat diniatkan mengamalkan sunnah

Tanya:
Mau bertanya ustadz,
Apakah dapat diniatkan untuk mengikuti sunnah ketika kita memakai sorban, jubah, gamis, koko, sarung, dan songkok?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Muawiyah Askary hafizhahullah

Yang dimaksud seorang asalnya memakai pakaian yang masyhur di negerinya, di daerahnya. Jangan membuat sebuah pakaian yang nyeleneh. Yang berbeda dari yang menjadi kebiasaan sebuah masyarakat. Kecuali apabila pada pakaian-pakaian tersebut ada hal-hal yang menyelisihi syariat. Ada hal-hal yang menyelisihi syariat. Maka seorang, tetap memakai pakaian yang menunjukkan bahwa dia muslim tentunya. Bukan seperti pemahaman sebagian, dia tidak ingin tampil beda, dia tidak ingin menunjukkan dirinya sebagai seorang muslim.

Akhirnya bergaya seperti gaya orang-orang preman. Dia bergaya seperti gaya preman. Dia tidak mau menaikkan celananya, dengan alasan tidak mau tampil beda, akhirnya isbal. Kemudian pakaiannya, masya Allah, juga pakaian seperti yang dikenakan oleh orang umum. Pakai baju kaos, pakai jeans ketat, dan yang semisalnya. Kemudian tidak ingin memakai kopiah, tidak ingin menutup kepala, dengan alasan bahwa tidak mau tampil beda.

Akhirnya dia tidak tampak seperti seorang muslim. Ini juga keterlaluan, tidak benar yang demikian. Jadikan pakaian tersebut pakaian yang menunjukkan bahwa kita adalah seorang muslim. Kaum muslimin harus merasa mulia dengan penampilannya sebagai seorang muslim. Yang ketika dia berjalan, dia dikenal sebagai seorang muslim. Dia dikenal sebagai seorang muslim. Dan alhamdulillah di negeri kita ini, pakaian-pakaian muslimin banyak sekali.

Apakah seorang memakai baju koko, silahkan. Pakai baju koko, pakai sarung, atau dia memakai jubah, atau dia memakai gamis, silahkan. Dan itu pakaian yang masyhur, artinya pakaian yang sudah dikenal di masyarakat kaum muslimin. Yang seorang kalau memakainya, mereka mengetahui bahwa ini muslim di negeri kita. Seorang harus bangga dengan keislamannya.

Kata Syaikh Al Albany rahimahullahu ta'ala tatkala beliau menerangkan tentang pentingnya seorang muslim ketika dia berpakaian menunjukkan bahwa dia muslim. Dia dikenal sebagai muslim. Sampai kata beliau seorang muslim itu, yang menunjukkan sikap tamayyuznya dia dalam berpakaian. Dia nampak sebagai seorang muslim. Pada saat dia diangkat dengan helikopter kata beliau, lalu kemudian diturunkan di kerumunan orang-orang kafir. Di kerumunan orang-orang kafir, lalu kemudian kita melihat, kita bisa membedakan oh itu muslim, yang lainnya kafir. Yang itu muslim, yang lainnya kafir semua, bisa dibedakan.

Jadi bukan yang dimaksud ada jenis-jenis pakaian tertentu yang menujukkan bahwa ini jenis kelompok tertentu. Bukan itu yang dimaksud. Karena ada sebagian kelompok, biasanya dari kalangan tarekat sufiyah, itu dikenal dengan jenis-jenis cara berpakaian tertentu. Misalnya kalau pakai sorban, semua sorban hijau misalnya. Kalau dari kelompok ini, semua rambutnya panjang, semua pakai sorban, semuanya pirang. Semua modelnya sama semua, dan menganggap bahwa itu dari sunnah. Harus sama semua, tidak juga demikian.

Yang jelas, seorang berpenampilan sebagai seorang muslim. Dan dia menampakkan diri sebagai seorang muslim. Dengan penampilannya tersebut dia bangga dengan itu. Sehingga dia bisa menyebarkan islamnya. Mengucapkan salam kepada sesama kaum muslimin, dan dia dikenal sebagai seorang muslim. Wallahu ta'ala a'lam bishawab.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.