Apa penyebab utama seorang menjadi sesat padahal mereka itu adalah orang yang berilmu
Tanya:
Sebenarnya apa sih yang menjadi penyebab utama, yang paling mendasar, seorang ustadz menjadi sesat, dimana mereka itu adalah seorang yang berilmu?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah
Ikhwani fiddin a'azakumullah, disinilah perlunya mengkaji ushulus sunnah, prinsip-prinsip ahlussunnah. Ditulis oleh sekian banyak para ulama, apakah dengan nama as sunnah, as sunnah, as sunnah. As sunnahnya dari Ashim, ataupun as sunnahnya imam Ahmad rahimahullah. Ataupun dengan nama ushulus sunnah, ushulus sunnahnya imam humaidi, ushulus sunnah imam Ahmad dan lain-lain. Ataupun dengan nama aqidah salaf wa ashabul hadits, ataupun dengan nama i'tiqad ahlussunnah, ataupun dengan nama asy syariah imam Al Ajurri.
Semuanya berisi prinsip-prinsip ahlussunnah. Sebagaimana ditanyakan kepada syaikhul islam oleh ahlul washit. Ringkaskan kepadaku prinsip-prinsip islam, yang seorang akan selamat kalau berpegang dengan prinsip-prinsip itu dan akan sesat karena meninggalkan prinsip-prinsip tersebut. Maka dikatakan oleh beliau dengan jawaban, hadzihi aqidatu firqatun naji'ah al manshurah ila qiyami sa'ah ahlissunnah wal jama'ah, kemudian satu per satu disebutin.
Sehingga rangkaian, maka prinsip-prinsip itu kalau diselisihi satu saja, maka orang itu الضلال و بتد, dhollat wabtada', dia mengadakan kebid'ahan. Karena perkara itu perkara-perkara yang penting. Ternyata di dalam aqidatu ushul, syarah ushul ahlussunnah wal jama'ah, syarah ushul al i'tiqad ahlussunnah wal jama'ah wal imam Hibatullah al Lalikai ada prinsip ahlussunnah bersikap paada ahlul bid'ah. Di dalam aqidah salaf ashabul hadits ada prinsip yang mulia diterangkan disitu tentang ciri-ciri seorang ahlussunnah adalah cinta kepada imam-imam ahlussunnah dan benci kepada ahlul bid'ah. Tidak memuji, tidak menyanjung.
Di kitab yang lainnya pun disebutkan, berarti itu perkara penting bukan perkara remeh. Bukan perkara yang:
"Ya sudahlah, kita toleransi, kita maklumi, kita..."
Tidak bisa! Beda dengan perkara-perkara yang para ulama masih berselisih. Ada yang rajih ada yang marjuh. Kita menganggap ini yang rajih ternyata ustadz yang lain berpendapat yang sebaliknya. Kalau mau berbantah ilmiyah silahkan, tetapi ta'ashub tidak, atau mentahdzir tidak! Kita katakan menurut saya ini yang paling rajih, na'am. Kata si fulan yang ini yang rajih.
"Iya kata si fulan begitu, kata saya tidak, ini yang rajih"
Selesai! Kalau kamu bawakan hujjah-hujjahnya, dan beliau juga membawakan hujjah-hujjahnya, maka murid-muridnya akan melihat mana yang hujjah-hujjahnya lebih kuat, yang lebih qowi, maka itu yang dipegang. Maka pelajari prinsip-prinsip sunnah, biar tahu orang ini sebatas apa penyimpangannya, sudah pantaskan di tahdzir atau belum.
Download Audio disini
Sebenarnya apa sih yang menjadi penyebab utama, yang paling mendasar, seorang ustadz menjadi sesat, dimana mereka itu adalah seorang yang berilmu?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah
Ikhwani fiddin a'azakumullah, disinilah perlunya mengkaji ushulus sunnah, prinsip-prinsip ahlussunnah. Ditulis oleh sekian banyak para ulama, apakah dengan nama as sunnah, as sunnah, as sunnah. As sunnahnya dari Ashim, ataupun as sunnahnya imam Ahmad rahimahullah. Ataupun dengan nama ushulus sunnah, ushulus sunnahnya imam humaidi, ushulus sunnah imam Ahmad dan lain-lain. Ataupun dengan nama aqidah salaf wa ashabul hadits, ataupun dengan nama i'tiqad ahlussunnah, ataupun dengan nama asy syariah imam Al Ajurri.
Semuanya berisi prinsip-prinsip ahlussunnah. Sebagaimana ditanyakan kepada syaikhul islam oleh ahlul washit. Ringkaskan kepadaku prinsip-prinsip islam, yang seorang akan selamat kalau berpegang dengan prinsip-prinsip itu dan akan sesat karena meninggalkan prinsip-prinsip tersebut. Maka dikatakan oleh beliau dengan jawaban, hadzihi aqidatu firqatun naji'ah al manshurah ila qiyami sa'ah ahlissunnah wal jama'ah, kemudian satu per satu disebutin.
Sehingga rangkaian, maka prinsip-prinsip itu kalau diselisihi satu saja, maka orang itu الضلال و بتد, dhollat wabtada', dia mengadakan kebid'ahan. Karena perkara itu perkara-perkara yang penting. Ternyata di dalam aqidatu ushul, syarah ushul ahlussunnah wal jama'ah, syarah ushul al i'tiqad ahlussunnah wal jama'ah wal imam Hibatullah al Lalikai ada prinsip ahlussunnah bersikap paada ahlul bid'ah. Di dalam aqidah salaf ashabul hadits ada prinsip yang mulia diterangkan disitu tentang ciri-ciri seorang ahlussunnah adalah cinta kepada imam-imam ahlussunnah dan benci kepada ahlul bid'ah. Tidak memuji, tidak menyanjung.
Di kitab yang lainnya pun disebutkan, berarti itu perkara penting bukan perkara remeh. Bukan perkara yang:
"Ya sudahlah, kita toleransi, kita maklumi, kita..."
Tidak bisa! Beda dengan perkara-perkara yang para ulama masih berselisih. Ada yang rajih ada yang marjuh. Kita menganggap ini yang rajih ternyata ustadz yang lain berpendapat yang sebaliknya. Kalau mau berbantah ilmiyah silahkan, tetapi ta'ashub tidak, atau mentahdzir tidak! Kita katakan menurut saya ini yang paling rajih, na'am. Kata si fulan yang ini yang rajih.
"Iya kata si fulan begitu, kata saya tidak, ini yang rajih"
Selesai! Kalau kamu bawakan hujjah-hujjahnya, dan beliau juga membawakan hujjah-hujjahnya, maka murid-muridnya akan melihat mana yang hujjah-hujjahnya lebih kuat, yang lebih qowi, maka itu yang dipegang. Maka pelajari prinsip-prinsip sunnah, biar tahu orang ini sebatas apa penyimpangannya, sudah pantaskan di tahdzir atau belum.
Download Audio disini