Header Ads

Kriteria memilih amir safar dan adab dalam safar

Tanya:
Terkait dengan akan diadakannya daurah di Bantul, kami mohon bimbingannya. Berkenaan dengan permasalahan safar, diantaranya kriteria dalam memilih amir safar. Bagaimana adab jama'ah rombongan safar tersebut terhadap amir yang dipilih, adab-adab safar dan sebagainya?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah

Na'am memlilih pemimpin tentunya yang paling pantas jadi pemimpin. Dipilih dari ilmunya, pertama. Yang kedua, dari umurnya. Yang ketiga dari memang keadilannya, terlebih ada orang yang bijak, dewasa, maka dia pantas jadi pemimpin, paham ilmu, dan umur. Karena biasanya kedewasaan bersama umur. Lebih tua, lebih pengalaman, biasanya lebih dewasa.

Adapun adab rombongan safar, tetap taat pada amirnya, khususnya pada perkara-perkara yang terkait dengan safar. Ketika ada seorang amir, amir safar memerintahkan kepada anak buahnya:

"Masuk dalam api! Kenapa kalian tidak taat? Aku kan amir kalian. Kalian harus taat pada amir"

Ketika sampai berita itu kepada rasul shallallahu 'alaihi wasallam, maka rasul shallallahu 'alaihi wasallam marah:

"Sungguh kalau kalian masuk ke dalam api, engkau tidak akan keluar lagi selama-lamanya"

Nggak akan keluar lagi selama-lamanya, artinya berlanjut dengan api neraka. Kenapa? Karena taat dalam perkara maksiat, taat dalam perkara yang bathil. Dan si amir tadi sesungguhnya hanya ngetes saja. Pengin tahu apakah mereka taat atau tidak saat. Tetapi itu terkalahkan, tidak boleh kemudian memerintahkan semena-mena. apalagi jadi memerintahkan sesuatu yang tidak berkait dengan masalah safarnya.

"Jadi kamu, harus warnanya hitam semua"

Ini kaitannya apa ya? Apa kaitannya dengan safar?

"Lho ini supaya seragam, atau batik semua"

Adapun adab-ada safar (masya Allah, pertanyaannya bagus tapi kalau dijawab satu kitab ini). Yang jelas keluar dengan berdo'a:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ

Dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

اللَّهمَّ إني أعوذ بك أَن أَضِلَّ أو أُضَلَّ ، أَو أَزِلَّ أو أُزَلَّ ،أو أظلم أو أظلم , أو أَجهَلَ أو يُجهَلَ عليَّ

Meminta kepada Allah agar jangan sampai berdusta atau didustakan, jangan sampai menyimpang atau menyimpangkan, jangan sampai sesat atau menyesatkan, jangan sampai tergelincir atau menggelincirkan. Ini doa-doa sebelum safar.

Ketika naik kendaraan juga ada doa naik kendaraan:

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Dan meminta:

اللَّهمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى ، وَمِنَ اْلعَمَلِ مَا تَرْضَى
اللَّهمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَفَرِنَا هَذَا ، وَاَطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ

Na'am jelas? Juga menjaga ketaqwaan sepanjang perjalanan. Dan dalam safar, hati-hati! Ucapan-ucapan dan berucap yang baik, adab dengan adab yang baik. Dan ketika berbicara atau doa dalam safar, dikabulkan. Sehingga jangan sembarangan kamu mendoakan kejelekan. Walaupun ketika marah melihat kendaraan yang lain yang nyalip nggak pakai peraturan, ngawur.

"Dasar semoga bisana, semoga celaka!"

Kalau dikabulkan, dan ternyata itu temanmu sendiri sama-sama mau ke Bantul, gimana? Hati-hati! Dan masih banyak lagi adab-adab safar. Dan diajarkan pula kemudahan-kemudahan dalam safar. Bolehnya menjama' shalat, bolehnya mengqashar shalat. Yang jelas taat pada pimpinan dalam safar tersebut.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.