Pengertian sururi dan ciri-cirinya
Tanya:
Sururi! Pengertian dan ciri-cirinya?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah
Masya Allah pertanyaannya, jawabannya satu kitab. Sudah pernah dibahas dan sering dibahas. Sururiah adalah nisbah kepada Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin yang pemikirannya adalah ingin berupaya mendekatkan semua kelompok-kelompok dakwah yang ada disana. Dan ternyata akhirnya berbenturan dengan para ulama. Akhirnya dijadikan para ulama sebagai musuh mereka, ulama kibar. Kemudian ahlul bid'ah hizbiyyin dijadikan sebagai orang-orang yang didekatkan.
Kemudian diangkat fiqhul waqi' untuk menjatuhkan ulama. Ulama itu tidak ngerti fiqhul waqi', itu hampir semua sama dari dulu sampai sekarang. Dari Ikhwanul Muslimin, Abdurrahman Abdul Khaliq, sampai kepada sururiyah. Semuanya menyatakan kalimat yang sama, hanya saja istilahnya berbeda. Ikhwanul Muslimin dengan tsaqafah islamiyah, wawasan kesilaman atau wawasan islam. Sedangkan Abdurrahman Abdul Khaliq dengan sifatul ashr.
"Ulama harus memiliki sifatul ashr! Jangan sampai seperti mereka yang sekarang ada ini, barisan para mumi. Badannya hidup hari ini, tapi pikirannya pikiran jaman dulu"
Katanya, karena tidak tahu sifatul ashr. Lihat! Untuk menjatuhkan para ulama. Ternyata sururiyin mengucapkan kalimat yang sama dengan fiqhul waqi'. Pentingnya fiqhul waqi', harusnya ada fiqhul waqi', ditulis buku-buku fiqhul waqi'. Apakah tulisan ausini, atau washoyan, atau zaid bin zaid dan sejenisnya. Buku-buku sandwich-an, buku-buku kecil-kecil seharga sandwich, fiqhul waqi', fiqhul waqi', fiqhul waqi', fiqhul waqi'...
Akhirnya salafiyyin menjadi musuh mereka. Kenapa? Karena salafiyyin memiliki prinsip tahqiq, sedangkan mereka menginginkan untuk menggabungkan semua kelompok. Mendekatkan beberapa kelompok yang dianggap oleh mereka dekat. Akhirnya bertentangan terus sepanjang masa antara salafiyyin dengan sururiyin.
Download Audio disini
Sururi! Pengertian dan ciri-cirinya?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed hafizhahullah
Masya Allah pertanyaannya, jawabannya satu kitab. Sudah pernah dibahas dan sering dibahas. Sururiah adalah nisbah kepada Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin yang pemikirannya adalah ingin berupaya mendekatkan semua kelompok-kelompok dakwah yang ada disana. Dan ternyata akhirnya berbenturan dengan para ulama. Akhirnya dijadikan para ulama sebagai musuh mereka, ulama kibar. Kemudian ahlul bid'ah hizbiyyin dijadikan sebagai orang-orang yang didekatkan.
Kemudian diangkat fiqhul waqi' untuk menjatuhkan ulama. Ulama itu tidak ngerti fiqhul waqi', itu hampir semua sama dari dulu sampai sekarang. Dari Ikhwanul Muslimin, Abdurrahman Abdul Khaliq, sampai kepada sururiyah. Semuanya menyatakan kalimat yang sama, hanya saja istilahnya berbeda. Ikhwanul Muslimin dengan tsaqafah islamiyah, wawasan kesilaman atau wawasan islam. Sedangkan Abdurrahman Abdul Khaliq dengan sifatul ashr.
"Ulama harus memiliki sifatul ashr! Jangan sampai seperti mereka yang sekarang ada ini, barisan para mumi. Badannya hidup hari ini, tapi pikirannya pikiran jaman dulu"
Katanya, karena tidak tahu sifatul ashr. Lihat! Untuk menjatuhkan para ulama. Ternyata sururiyin mengucapkan kalimat yang sama dengan fiqhul waqi'. Pentingnya fiqhul waqi', harusnya ada fiqhul waqi', ditulis buku-buku fiqhul waqi'. Apakah tulisan ausini, atau washoyan, atau zaid bin zaid dan sejenisnya. Buku-buku sandwich-an, buku-buku kecil-kecil seharga sandwich, fiqhul waqi', fiqhul waqi', fiqhul waqi', fiqhul waqi'...
Akhirnya salafiyyin menjadi musuh mereka. Kenapa? Karena salafiyyin memiliki prinsip tahqiq, sedangkan mereka menginginkan untuk menggabungkan semua kelompok. Mendekatkan beberapa kelompok yang dianggap oleh mereka dekat. Akhirnya bertentangan terus sepanjang masa antara salafiyyin dengan sururiyin.
Download Audio disini