Header Ads

Bagaimana agar kita sabar terhadap orang yang mendholimi kita

Tanya:
Bagaimana tips agar kita bisa sabar menghadapi orang-orang yang mendholimi kita?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Usamah Faishol Mahri hafizhahullah

Ada dua hal:
Yang pertama, perlu disadari, tidak ada kejelekan yang menimpa, kedholiman ataupun yang lain, kecuali dari diri kita sendiri:

وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ سَيِّئَةٍ فَمِنۡ نَّـفۡسِكَ‌

Adapun kejelekan yang menimpamu, dari dirimu sendiri (kamu penyebabnya) (QS An Nisaa: 79)

Pasti karena dosa dan kejelekanmu, ada yang tidak kamu jaga. Kejahatan, kedholiman yang menimpa dia karena dia. Fulan berbuat begini, berbuat begitu, balas dia "Ya Allah...begini...begini..." Nampakkan mau membalas mau begini. Mampu memberikan balasan, di situ kamu berjiwa besar memaafkan. Itupun secara terperinci disebutkan lebih oleh para ulama. Tergantung, kalau memang orang itu sebetulnya orang baik, kamu kenal. Hanya saja ketika itu mungkin melakukan kejelekan, melakukan kedholiman, kamu maafkan. Mungkin itu lebih baik bagi dia, dan akan menjadi waliyul hamid, teman yang akrab, akan membela kamu, cinta kepadamu.

Tapi tipe orang lain, yang kalau kamu maafkan, malah itu menjadi kejelekan. Malah dia semakin mejadi-jadi dalam kejelekannya. Maka kamu tidak benar memaafkan dia. Kamu tidak berbuat baik, malah berbuat jelek dengan memaafkan dia dari kedholimannya. Tergantung, siapa orang di hadapanmu ini. Kamu lihat! Ulama mempermisalkan kalau itu misalnya residivis atau ma'ruf penjahat kelas kakap sering melakukan ini, itu. Melakukan kedholiman, kemudian kamu maafkan, ya sudah tidak dihukum, tidak di ini, dibebaskan. Ya tambah berbuat lagi dia diluar. Tidak benar kamu memberi maaf ketika itu. Harus tidak boleh kamu kasih maaf, biar dia dihukum. Perbuatan dholim dia tidak bisa dibiarkan.

Maka dibedakan antara satu orang dengan orang yang lain. Tergantung, seperti apa dia ini tipenya. Kalau memang maaf kamu membuat baik dia, maafkan! Tapi kalau maaf kamu kepadanya malah dia menjadi-jadi, dan semakin jelek, jangan. Maka hendaknya orang bijak dalam menentukan sikapnya. Wallahu a'lam.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.