Header Ads

Bagaimana cara memilih teman yang baik

Tanya:
Afwan ustadz, minta nasehatnya. Bagaimana cara memilih teman yang baik? Dan ciri-ciri teman yang baik itu seperti apa?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Ahmad Khodim hafizhahullah

Sebelum kita menjelaskan pada jawaban yang langsung, maka perlu diketahui:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang itu agamanya bergantung temannya, maka lihat oleh engkau, siapa yang dia temani"

Ini pengaruhnya besar, tentu mereka teman-teman yang baik, adalah mereka ahlussunnah. Tidak ada pertemanan yang paling baik, kecuali ahlussunnah yang benar-benar mereka menjalani Al Qur'an dan sunnah 'ala fahmi salaful ummah. Upaya benar-benar meniti jejak salafus shalih, dalam aqidahnya, dalam manhajnya, dalam akhlaqnya.

Darimana kita tahu mereka itu ahlussunnah? Maka dari orang yang dekat dengan dia dan yang mengenalnya. Kalaulah seseorang itu tinggal di satu daerah, dan disitu ada seorang ustadz, kemudian disitu ada banyak ikhwan, saudara-saudara kita, yang menyaksikan bahwa dia adalah lurus manhajnya, lurus aqidahnya. Sejauh apa yang dipandang dan dinilai oleh ustadz setempat dari ahlussunnah dan ikhwan yang ada disitu, wala nuzakki 'alallahi ahada, kholas fashohibhum, maka temani dia, temani dia!

Para masyaikh, para ahlussunnah, kita pun bertanya kepada syaikh, agar kita tidak salah. Maka kitapun juga bertanya kepada ustadz-ustadz yang ada, agar kita tidak salah dalam menghukumi. Seperti yang telah kami sebutkan tadi, Abdul Hadi Al Umairi yang dielu-elukan oleh mereka groupnya Dzulqarnain dan yang lainnya. Diundang, dipuji dan yang lainnya. Apa kata syaikh Rabi'?

أنا أنصح بعدم استقبال هذا الرجل  والسماع له

Tahu, masyaikh kita lebih tahu. Seperti itulah kita ketika di Indonesia. Di tempat daerah tertentu, tanya kepada ustadz yang setempat. Sehingga kita tahu bahwa dia adalah betul-betul ahlussunnah, bergaul dengan itu, wadhih. Karena sesungguhnya:

الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ
"Ruh itu bagaikan pasukan"

Ketika sama, satu manhaj, satu aqidah, dia ikat, dia bersatu. Jika tidak semanhaj, tidak satu aqidah, maka dia akan تناكر, dia akan terpisah.

Ikhwati fiddin, a'azzani wa a'azzakumullah, pertemanan, pergaulan, persahabatan, tempat kita bermajlis, duduk-duduk, bergaul, ini pengaruh besar akan istiqamahnya seseorang dan akan menyimpangnya seseorang. Sampai kata rasul shallallahu 'alaihi wasallam:

لاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ
"Tidak makan makananmu kecuali orang-orang yang bertaqwa"

Bayangkan! Ini dimasukkan oleh para ulama dalam bab apa? Bab mujalasah. Jangan jadikan kamu duduk-duduk, jangan jadikan kamu bergaul, kamu bersahabat, berkumpul kecuali orang-orang yang bertaqwa, orang-orang yang baik, orang-orang yang istiqamah, orang-orang yang manhajnya lurus. Ini juga mengandung unsur pemahaman bahwa betapa ngeri dan bahayanya mereka ketika manhajnya tidak lurus. Ketika mereka bukan ahlussunnah, akan membawa dampak negatif kepada orang-orang yang disekitarnya.

Maka sebagian ulama menjelaskan ketika mensyarah hadits rasul shallallahu 'alaihi wasallam:

مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ
"Barangsiapa yang keluar dari agamanya (murtad), maka hukumannya akan dipenggal kepalanya"

Namun yang memenggal adalah ulil amri atau khalifah yang mewakili, bukan masing-masing orang. Diantara penghalang istiqamah itu adalah pergaulan. Ketika Allah menyatakan dalam Al Qur'an tentang penciptaan manusia:

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
"Allah ilhamkan kepada dia fujurnya dan taqwanya" (QS Ash-Shams: 8)

Fitrah seorang manusia ketika Allah ciptakan itu, fitrahnya itu mengenal ini baik, ini buruk. Demikian di ayat lain Allah sebutkan:

بَلِ الْإِنسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ
"Manusia itu tahu (bashirah)" (QS Al-Qiyamah: 14-15)

Ada fitrah disitu, dan fitrah ini akan rusak. Kata sebagian ulama, diatara yang rusak adalah pergaulan. Tidak sedikit mereka yang baik, yang masya Allah, ahlussunnah, salafy. Dalam waktu yang sebentar sudah menjadi hizbi. Sudah menyimpang dari ahlussunnah wal jama'ah. Bukan waktu tahunan, sepuluh tahun, bukan. Sebulan, dua bulan, setahun, dua tahun, sudah jauh akhlaqnya, sudah tidak karu-karuan, manhajnya sudah ruwet, sudah mendukung orang-orang yang pendusta.

Ikhwati fiddin, a'azzani wa a'azzakumullah, jadi bertanya! Jadi teman yang baik adalah yang mendukung, dan mengajak, dan terus memotivator untuk taqwa kepada Allah. Untuk taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Barakallahufiikum.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.