Header Ads

Bagaimana bentuk fanatik terhadap nama salafy

Tanya:
Bagaimana bentuk fanatik terhadap nama salafy?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah

Jangan dengan namanya pak! Dengan kandungannya. Kalau dikatakan fanatik, yang betul bukan fanatik, namanya ittiba', mengikuti qur'an, sunnah dengan pemahaman salaful ummat. Itu bukan fanatik, tapi ittiba'. Ketika antum kokoh, namanya tamasuk, tamasuk ittiba' bukan namanya 'ashabiyah, bukan namanya fanatik.

Kandungannya bukan semata-mata namanya. Antum pakai nama salafy! salafy! salafy! salafy! Tapi antum tidak ada pembuktiannya, OMDO (omong doang), Allahu yubarik fiikum. Bukti ittiba'nya ya antum pelajari, manhaj salaf yang mulia ini. Kaji dari semua pembahasannya, dari masalah aqidah sampai masalah buang hajat. Lengkapi semua dengan sumber aslinya, qur'an, sunnah, dengan pemahaman salaf. Dan itu mudah.

Tadi sore barusan, ketika saya ke kamar, buka HP dapat kiriman WhatsApp dari para asatidzah. Videonya salah seorang kyai ha'ula'i , kyai bahula ini, ngomong:

"Jangan kembali kepada Al Qur'an, tidak boleh kembali kepada Al Qur'an, karena bapak tidak ngerti isi kandungannya kaya apa. Nanti malah kena racunnya Al Qur'an. Doktrinnya ahlussunnah itu bukan kembali kepada Qur'an dan sunnah, salah itu! Nanti bapak tidak paham apa Qur'an dan sunnah itu. Nanti kena racunnya Qur'an dan sunnah. Tapi kembali kepada fiqh, faqihnya para ulama. Jadi kalau kyai ngomong begini, ya sudah nggih ngaten (ya begitu, -red) jangan pakai kaidah dalil segala"

Na'udzubillahi min dzalik, wallahu a'lam madza kalam yang luar biasa mengerikan. Orang yang semacam ini yang teriak-teriak wahabi, wahabi, anti wahabi. Mendidik umat untuk taqlid pada tokoh-tokoh mereka, dilarang keras untuk mengambil hukum dari Qur'an dan sunnah.

"Qur'an wocoen (bacalah, -red) pak, oleh (dapat, -red) pahala. Qur'an maknani, oleh (dapat, -red) pahala. Tapi jangan mengambil hukum dari Qur'an, kena racunnya nanti!"

Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah

"Sunnah wocoen (bacalah, -red) dapat pahala (Dia pakai bahasa jawa timuran), maknani, sebutkan maknanya, dapat pahala. Tapi jangan mengambil hukum dari sunnah, kena racun sunnah kamu nanti"

Barakallahufiik, laa haula wala quwwata illa billah. Allah mengatakan dalam firmannya:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
"Sungguh kami telah memudahkan Al Qur'an untuk diingat, dipahami. Apakah ada orang yang mau memahami?" (QS Al-Qamar: 17)

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Kenapa mereka tidak mau tadabbur Al Qur'an? Apa di hati mereka ada kunci-kunci? (QS Muhammad: 24)

Orang kafir, disuruh tadabbur Qur'an. Apalagi kaum muslimin. Perintah tadabbur Qur'an itu maknanya, bisa dipahami maknanya dan kandungannya, gampang. Dan itulah mereka. Pendidikan taqlid, pendidikan bebek, pendidikan 'ashabiyah, kepada tokoh-tokoh mereka. Tidak boleh menyentuh Qur'an dan sunnah, na'udzubillahi min dzalik. Itu yang anti wahabi, anti salafy, Allahul musta'an.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.