Header Ads

Nasehat untuk senantiasa memohon hidayah kepada Allah dan memohon dikokohkan diatas hidayah

Tanya:
Dahulu ustadz Askari termasuk ustadz senior yang kokoh dalam barisan sururiyin, benarkah demikian? Lalu bagaimana sejarahnya, ustadz bisa berpindah haluan mentahdzir mereka para sururi?

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Karimah Askari hafizhahullah

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللّهُ
"Alhamdulillah yang telah memberi hidayah kepada kita (ma'asyaral ikhwah rahimakumullah), kalaulah bukan karena hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita tidak akan mendapatkan hidayah" (QS Al-A'raf: 43)

Kita banyak-banyak berdo'a kepada Allah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi kekokohan kepada kita berjalan di atas al haq. Meskipun orang-orang yang kita ketahui mereka menyimpang, dahulu adalah sahabat kita, dahulu adalah orang yang dekat dengan kita, namun al haqq ahabbu ilaina, kebenaran itu lebih kita cintai daripada manusia. Dan inilah yang dinasehatkan oleh para ulama. Dahulu kita tidak mengenal al manhaj as salaf, tidak mengetahui. Yang kita ketahui, namanya islam itu ya khuruj. Kebetulan rumah saya juga dekat dari tempat ijtima'-nya jama'ah tabligh ketika itu. Ya ikut-ikutan, khuruj, tidak ada yang mengetahui.

Kemudian diperkenalkan kepada manhaj al ikhwanul muslimin, fathul mu'in, wahdah islamiyah, kita menyangka bahwa itulah islam. Diajarkan kepada kita kitab-kitab Sayyid Qutb, Hassan Al Banna, Sa'id Hawwa. Dengan kitabnya jundullah (jundullah tsaqafatan wa akhlaqan), tarbiyatuna ar ruhiyah, dan kitab-kitab yang lainnya. Dibanggakan tokoh-tokoh al ikhwanul muslimun, bahkan tokoh-tokoh syi'ah Hikmatyar, diagungkan, dianggap sebagai pahlawan dalam islam, pejuang islam, mujahidin. Itu yang kita kenal, kita menyangka bahwa itulah islam. 

Kita belum mengenal al manhaj as salafy ketika itu. Sampai kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperkenalkan kepada kita dakwah as salafiyah. Yang akhirnya kemudian kita pun mengetahui dengan perjalanan ad dakwah as salafiyah, ternyata ada pula yang berjalan di atas dakwah salafiyah yang dengan kejujurannya, dengan keikhlasannya murni berjalan di atas manhaj salafy. Ada pula yang masih setengah-setengah, mengaku salafy, tapi masih bersikap muwazanah, bersikap inshaf kata mereka, jangan mentahdzir, benarkan tapi jangan sampai mentahdzir, mencerca, dan manhaj-manhaj yang semisalnya yang kita mengenalnya dari as sururiyah.

Dari as sururiyah, dari pengagum Salman Al Audah, Safar Al Hawali, Adnan Al Ar'ur, Abu Ishaq Al Hawani, dan yang semisalnya. Lalu kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan hidayah kepada kita. Yang wajib, yang harus kita tekankan ma'asyaral ikhwah rahimakumullah bahwa kebenaran itu jauh lebih mahal dari pada cinta kepada orang-orang tertentu, individu-individu tertentu.

Meskipun saya dituduh dengan berbagai macam tuduhan. Dituduh tidak tahu berbalas jasa, padahal kami yang mendidiknya dari awal, kami yang mengajarinya ilmu ini, ilmu itu. Sampai dipermisalkan seperti serigala yang kecil yang dipelihara oleh kambing. Dipelihara sampai dewasa, dewasa, dewasa, begitu besar, baru dia sadar, ternyata dia serigala, maka dia pun memakan kambingnya yang memeliharanya, sampai seperti itu.

Kita mengatakan, 

الْحَقِّ أَحَقُّ أَن يُتَّبَعَ
"Kebenaran lebih berhak untuk diikuti" (QS Yunus: 35)

Bathil, (maka kita katakan, -red) bathil! Begitulah para ulama mengajarkan kepada kita. Abul Hasan Al Asy'ari rahimahullah sekian lama bersama dengan ayah tirinya yang mengajarkan kepadanya keyakinan mu'tazilah. Namun ketika dia mengetahui bahwa itu keyakinan yang bathil, dia tinggalkan, dia tinggalkan. Agama ini jauh lebih mahal ma'asyaral ikhwah rahimakumullah dari dunia dan segala isinya. Dari teman-teman, dari orang-orang yang kita pernah bersamanya, namun setelah itu kita mengetahui penyimpangannya, maka agama jauh lebih mahal.

Memelihara dien, istiqamah di atasnya adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai. Maka kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semoga Allah memberi ats tsabat. Diantara do'a rasul shallallahu 'alaihi wasallam:

يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Ya Allah, kokohkan hatiku untuk senantiasa berjalan di atas agamamu"

Download Audio disini

Diberdayakan oleh Blogger.