Header Ads

Hukum shalat di masjid yang penglolanya mengikuti kajian sururiyah

Tanya:
Bagaimana hukum shalat di masjid yang panitia atau pengelolanya adalah orang-orang yang mengikuti kajian sururiyah? Dimana masjid ini adalah masjid yang dekat dengan tempat tinggal kami.

Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah

Sah, sah! Afdhalnya shalat dibelakang ahlussunnah wal jama'ah salafiyyin, barakallahufiikum. Afdhalnya, ketenangan antum, khusu'nya antum diatas sunnah, masya Allah. Tetapi ketika tidak ada lagi masjid itu, yang ada hanya masjidnya sururiyyin, sah. Mayoritas ulama kita menyatakan sah, shalat dibelakangnya ahlul bid'ah selama tidak kafir dengan bid'ahnya, tidak usah mengulangi lagi. Barangsiapa yang mengulanginya lagi, maka dia yang mubtadi'.

Demikian disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam majmu' fatawa menukil hampir seluruh pendapatnya salafuna shaleh. Entah itu dari kalangan sururiyyin, atau ikhwaniyyin, atau tablighiyyin, atau sufiyyin, atau yang lainnya dari kalangan ashabul ahwa wal bida', sah. Afdhalnya dibelakang orang-orang yang shaleh. Antum shalat, selesai, pulang. Tidak usah kemudian majlis bersama mereka, bincang-bincang sama mereka, kaifa haaluk? dan segala macamnya, tidak perlu. Shalat, selesai, balik, barakallahufiikum. Hanya semata-mata shalat.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.