Header Ads

Syubhat bahwa Allah menumbuhkan tanaman menunjukkan Allah ada di bawah

Tanya:
On Jul 25, 2013 4:06 PM, "adib gozali" <noreply-comment@blogger.com>
Ustadz ana mau nanya. Ada orang-orang ahli bida'h saat kita berdalil bahwa Allah di atas langit/atas 'arsy salah satunya adalah ayat yang menjelaskan Allah yang menurunkan hujan. Ini menunjukan Allah di atas. Mereka membantah dengan berkata kalau begitu ayat yang mengatakan Allah yang menumbuhkan pepohonah dari bawah menunjukan Allah dibawah. Bagimana kita bantah mereka. Syukron
Diposkan oleh adib gozali ke TIS (Thalab Ilmu Syar'i) pada 25 Juli 2013 16.06

Jawab:
Saya menasehatkan kepada diri saya sendiri, demikian pula kepada ikhwah sekalian untuk memperdalam masalah aqidah. Mempelajari kitab-kitab ahlussunnah wal jama'ah yang tidak dicampuri dengan berbagai syubhat. Yang di dalamnya kita akan mendapatkan berbagai macam keterangan dari para ulama yang menjelaskan tentang hal-hal yang telah disepakati oleh para ulama  dalam aqidah ahlussunnah wal jama'ah.

Seperti Al Qur'an Al Karim kalamullah dan bukah makhluk. Demikian pula yang berkenaan tentang 'uluwullah, ketinggian Allah subhanahu wata'ala di atas seluruh makhluknya. Perkara ini merupakan perkara yang disepakati oleh para ulama. Tidak ada yang menyelisihi tentang ketinggian Allah Azza wa Jalla bahwa Allah subhanahu wata'ala tinggi di atas seluruh hambanya, tinggi di atas 'Arsy. Dalam banyak dalil dari Al Qur'an Al Karim, dari sunnah dan ijma', tidak ada yang menyelisihi permasalahan ini kecuali dari kalangan ahlul bid'ah.

Oleh karena itu kepada akhuna fillah, hendaknya banyak mempelajari kitab ahlussunnah, dan hindari perdebatan dengan orang-orang yang hanya pandai menggunakan akalnya. Hendaknya seorang meninggalkan untuk berdebat dengan mereka. Sebab agama Allah subhanahu wata'ala ini tidaklah untuk diperdebatkan. Namun hendaknya seorang berjalan diatas jalan para ulama salaf, diatas kitabullah, dan diatas sunnah rasul shallallahu 'alaihi wa'alaalihi wasallam.

Adapun menggunakan akal semata, lalu kemudian menolak apa yang datang dari kitabullan, dari sunnah nabi shallallahu 'alaihi wa'alaalihi wasallam dan yang telah menjadi kesepakatan para ulama, maka ini merupakan kesesatan yang nyata. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (An-Nisâ´ ayat 115)

Allahul musta'an.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.