Header Ads

Ana sangat bersemangat dalam kebaikan, namun divonis sesat dan dikatakan jamaah tabligh

Tanya:
Ustadz, ana ini sangat bersemangat dalam kebaikan. Dan selalu berusaha baik kepada kaum muslimin, akan tetapi ana divonis sebagai orang sesat, dan seperti ini ana dikatakan jama'ah tabligh, mohon nasehatnya.

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Muawiyah Askary hafizhahullah

Alhamdulillah, kita beragama bukan karena penilaian manusia. Kita beragama karena tujuannya untuk mendapatkan ridha Allah subhanahu wata'ala. Membuat semua manusia senang, itu tujuan yang tiada akhir. Kata Imam Syafi'i rahimahullahu ta'ala:

رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ
"Ridho manusia merupakan tujuan yang tidak bisa tercapai"

Itu sudah menjadi sunnatullah.

ما سلم الله من بريته        ولا نبيه الهدى فكيف أنا
"Allah subhanahu wata'ala tidak selamat dari celaan hamba-hambanya. Demikian pula rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak selamat dari celaan ummat yang memusuhi dakwah nabi shallallahu 'alaihi wasallam, apalagi saya."

Artinya, seorang beramal karena mengharapkan ridha Allah. Jangan melihat apakah manusia ridha kepadanya atau tidak. Itu bukan urusan dia, dia beramal karena Allah subhanahu wata'ala. Kalau seorang hanya melihat kondisi manusia, ini nanti manusia begini, tidak senang, dan seterusnya. Sudah seorang akhirnya tidak beramal. Mau pelihara jenggot, waduh nanti begini, nanti saya dituduh begini dan seterusnya, akhirnya tidak pelihara.

Mau meninggikan kain sarung, nanti dicela, koq seperti ini, seperti ini, koq kamu seperti teroris, seperti...subhanallah, tidak ada akhirnya. Mau mendakwahi istri-istri semangat, mau pakai cadar, jangan dulu nanti begni, kamu di...masyarakat nanti seperti ini. Subhanallah, apa sih yang disenangi masyarakat dari syariat Allah subhanahu wata'ala. Mereka membenci karena mereka tidak mengerti. Kalau tidak ada yang memulai, siapa yang akan memulai?

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208).

Sekarang ini islam aneh di tengah-tengah ummatnya sendiri. Seorang menghidupkan sunnah, dianggap itu bid'ah. Dianggap itu kesesatan, dianggap itu aliran darimana. Jadi ma'asyaral ikhwah rahimakumullah, sebarkan sunnah. Sesuatu yang aneh, lama kelamaan insya Allah akan sirna. Menyebarkan sunnah sambil menjaga akhlaq. Tetap berbuat baik, jangan mengucilkan diri, tidak ingin bergaul dengan warga, tidak ingin bergaul dengan masyarakat. Bergaul, dalam batasan-batasan yang disyariatkan.

Ada hal yang haram, hindari. Ada hal yang memungkinkan kita berbuat baik kepada mereka, berbuat baik. Meskipun pada awalnya seorang akan dicurigai, meskipun pada awalnya mungkin seorang akan dituduh dengan berbagai macam tuduhan. Subhanallah, sabar. Dan telah bersabar sebagian ikhwan kita, mereka berada di daerah-daerah yang sebelumnya mendapatkan perlawanan dari warga. Karena warga curiga, ini apa ini? Pemahaman apa?

Tapi berjalan dengan waktu, ikhwan-ikhwan bersabar, lama kalamaan mereka akrab dengan sunnah. Oh ternyata mereka ini tidak macam-macam. Oh mereka ini bukan bagian dari yang suka ngebom sana ngebom sini. Kepentingan mereka adalah ilmu, mengajarkan ilmu. Memberi kebaikan kepada ummat, alhamdulillah. Jadi semua dimulai dengan hal-hal yang sifatnya aneh di tengah masyarakat. Namun hidupkan, tetap hidupkan sunnah nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Download Audio disini
Diberdayakan oleh Blogger.